Menuju konten utama
Liga Inggris

Tottenham vs MU: Bukti Serangan Balik Ole Lebih Ampuh dari Mou

Pada laga Tottenham vs MU, Solskjaer membuktikan jika timnya juga bisa menggalang pertahanan solid dan melancarkan serangan balik mematikan.

Tottenham vs MU: Bukti Serangan Balik Ole Lebih Ampuh dari Mou
Manajer Manchester United Ole Gunnar Solskjaer bertepuk tangan saat merayakan kemenangannya melawan Cardiff City setelah pertandingan Liga Premier Inggris antara Cardiff City dan Manchester United di Stadion Cardiff City di Cardiff, Wales, Sabtu 22 Desember 2018. AP PHOTO / Jon Super

tirto.id - Manchester United berhasil mempecundangi tuan rumah Tottenham Hotspur dengan skor 0-1 pada big match Liga Inggris di Stadion Wembley, Minggu (13/1/2019). Kemenangan ini membuat pelatih Ole Gunnar Solskjaer mencatatkan dua prestasi yang patut diacungi jempol.

Pertama, Ole berhasil mematahkan rekor lima kemenangan beruntun Sir Matt Busby yang sudah bertahan sejak musim 1946-1947. Kedua, Ole mampu mengalahkan Spurs asuhan Mauricio Pochettino, sosok yang digadang-gadang bakal jadi suksesornya di kursi kepala pelatih MU musim depan.

"MU terlihat seperti MU lima atau sepuluh tahun yang lalu [di Era Ferguson]," begitu kata pengamat sepak bola sekaligus legenda Setan Merah, Garry Neville seperti dilansir SkySports.

Di luar puja-puji untuk Ole, kemenangan atas Spurs sebenarnya membuktikan bahwa Ole bukan sekadar pelatih yang bisa memanfaatkan keunggulan kualitas pemain.

Anggapan ini sempat muncul lantaran lima kemenangan perdana MU diraih atas klub-klub semenjana macam Cardiff City, Huddersfield, Bournemouth, Newcastle United, dan Reading (Piala FA). Atas klub-klub tersebut, kemenangan MU sebenarnya bukan hal yang patut disoroti lantaran secara kualitas pemain saja mereka sudah unggul.

Hanya saja, kemenangan atas Spurs membuat Ole membuktikan bahwa dia juga pelatih yang luwes dalam pemahaman taktik.

Melawan klub yang punya kualitas pemain setara, ia tak tampil menyerang total. Alih-alih berupaya memegang kendali terhadap bola, para pemain MU lebih menekankan permainan disiplin yang kemudian dituntaskan dengan serangan balik cepat. Soal pilihan untuk tidak mendominasi bola, bisa dilihat dari capaian penguasaan bola mereka yang cuma 38 persen.

Infografik Ole Gunnar Solskjaer

Infografik Ole Gunnar Solskjaer

Kuncinya di Serangan Balik

Dalam hal menyerang balik, Ole bahkan lebih banyak melakukannya ketimbang pelatih MU sebelumnya, Jose Mourinho. Berdasarkan data Opta, dalam babak pertama laga kontra Spurs saja, sudah tiga kali MU melakukan fast-break. Angka ini menyamai jumlah fast-break yang dilakukan MU era Mourinho dalam kurun 17 pertandingan.

Data di atas seolah membalik argumen yang kerap menyatakan bahwa Ole mengubah karakter MU dari tim yang bertahan dan mengandalkan serangan balik jadi tim yang serba menyerang. Alih-alih mengubah tim, Ole justru menjadikan MU bermain lebih ampuh (termasuk dalam hal menyerang balik) ketimbang era pelatih sebelumnya.

Faktanya, sebenarnya serangan balik yang dilakukan Mourinho saat melatih MU pun tak banyak. Walau bermain bertahan, MU di era Mourinho cuma melakukan tiga kali fast-break dalam 17 laga Liga Inggris. Saat itu mereka bahkan jadi klub dengan fast-break paling sedikit di Liga Inggris, bersama Cardiff dan Huddersfield.

Sedangkan sekarang, Ole justru telah melakukan tujuh kali fast-break di Liga Inggris sejak melatih MU. Menariknya, angka itu ia dapatkan hanya dalam lima pertandingan.

Paul Pogba, dalam wawancara setelah pertandingan pun membenarkan jika pada laga kontra Spurs Ole mengarahkan agar MU mengandalkan pola serangan balik cepat.

"Itu yang kami lakukan [saat latihan] sepanjang pekan. Kami tahu bisa menyakiti mereka [Spurs] dengan cara seperti ini," kata Pogba.

Strategi ini benar-benar melukai tuan rumah. Sebuah serangan balik yang dirancang Pogba pada menit 44 sukses mengoyak pertahanan Spurs. Umpan lambung gelandang Timnas Perancis itu menemui Marcus Rashford, yang kemudian berlari ke kotak penalti dan menyarangkan bola dengan presisi ke sudut bawah gawang kiper Tottenham, Hugo Lloris. Momen ini menghasilkan satu-satunya gol di laga Spurs vs MU.

Tentu, apa yang dilakukan Ole memerlukan keberanian menghadapi risiko. Keberadaan David De Gea dengan penyelamatan-penyelamatan brilian jadi langkah pertama Setan Merah dalam menyusun serangan balik. Tanpa performa mengesankan kiper asal Spanyol itu, sangat mungkin MU tidak bisa menyusun serangan balik dengan lancar.

Tapi setidaknya apa yang dilakukan Ole saat menghadapi Spurs cukup menunjukkan bahwa ia bisa memaksimalkan potensi setiap pemain yang ada di skuatnya.

Baca juga artikel terkait LIGA INGGRIS atau tulisan lainnya dari Herdanang Ahmad Fauzan

tirto.id - Olahraga
Penulis: Herdanang Ahmad Fauzan
Editor: Herdanang Ahmad Fauzan