Menuju konten utama
Piala AFF 2018

Timnas Gagal ke Semifinal, Bima Sakti Tak Ingin Saling Menyalahkan

"Saat ini yang harus dilakukan adalah mencari solusi terbaik untuk tim nasional," ujar Bima Sakti.

Timnas Gagal ke Semifinal, Bima Sakti Tak Ingin Saling Menyalahkan
Pelatih Timnas Indonesia Bima Sakti (tengah) mengamati sesi latihan Timnas Indonesia di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (24/11/2018). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/ama.

tirto.id - Timnas Indonesia gagal melaju ke babak semifinal Piala AFF 2018 setelah hanya menempati peringkat empat Grup B di bawah Singapura, Filipina, dan Thailand. Terkait kegagalan tersebut, Bima Sakti selaku pelatih meminta semua pemangku kepentingan sepak bola nasional untuk tidak saling menyalahkan.

"Saat ini yang harus dilakukan adalah mencari solusi terbaik untuk tim nasional," ujar Bima usai laga terakhir Grup B Piala AFF 2018 kontra Filipina di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (25/11) malam.

Bima menegaskan ia bertanggung jawab penuh untuk performa Indonesia di Piala AFF 2018. Namun, permasalahan Timnas bukanlah Piala AFF atau turnamen internasional semata. Yang terpenting dari sebuah, menurut Bima adalah upaya untuk membentuk skuat yang kuat dan berkelanjutan. Caranya dengan membenahi kompetisi sepak bola usia muda.

Bima Sakti pun sedikit nostalgia dan membandingkan kondisi Indonesia dengan Swedia, negara tempat dia bermain pada musim 1995-1996. Di periode itu, Bima merumput di skuat muda salah satu klub terbesar di Swedia, yakni Helsingborg.

"Pada tahun 1995-1996, saya menyaksikan bagaimana Liga Swedia menjalankan kompetisi usia muda serentak dengan liga tertinggi. Ketika klub Helsingborg bermain di akhir pekan, tim muda Helsingborg juga turut berkompetisi. Bayangkan, itu tahun 1995-1996," beber Bima sebagaimana dikutip antara.

Situasi sebaliknya terjadi di Indonesia, yang bahkan baru memiliki liga U-16 mulai tahun 2018 dan liga U-19 mulai tahun 2017. Padahal, Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) sudah berdiri sejak tahun 1930.

Bima menambahkan ketiadaan kompetisi juga yang menjadi alasan mengapa pelatih timnas sebelumnya, Luis Milla harus mengajarkan pemain timnas U-23 Indonesia tentang teknik dasar bermain sepak bola, seperti posisi badan ketika menerima bola, kapan harus melepaskan umpan silang dan sebagainya.

Gagalnya Indonesia ke babak semifinal Piala AFF menyamai torehan pada 2007, 2012, dan 2014. Padahal, di edisi 2016 Garuda mampu menembus final. Saat itu, Andik Vermansyah dan kawan-kawan dikalahkan Thailand dengan aggregat 3-2.

Baca juga artikel terkait PIALA AFF 2018 atau tulisan lainnya dari Hendi Abdurahman

tirto.id - Olahraga
Penulis: Hendi Abdurahman
Editor: Hendi Abdurahman