Menuju konten utama

Tema HUT Kopassus ke-71 pada 16 April 2023 dan Sejarah Pendirian

Tema HUT ke-71 Kopassus 16 April 2023 dan sejarah pendiriannya.

Tema HUT Kopassus ke-71 pada 16 April 2023 dan Sejarah Pendirian
KASAD Jenderal TNI Dudung Abdurachman (kanan) memberi hormat kepada pataka Kopassus saat mengikuti upacara penyematan brevet dari Kopassus di Mako Kopassus, Cijantung, Jakarta, Selasa (21/12/2021). ANTARA FOTO/Hidayat/wpa/hp.

tirto.id - Tanggal 16 April diperingati sebagai Hari Kopassus setiap tahunnya. Dimana peringatan tersebut juga menandai HUT Kopassus yang ke-71.

Tema HUT Kopassus ke-71 adalah “Kopassus Ku, Kopassus Kita, Kopassus Patriot dan Kopassus Untuk Indonesia". Kopassus atau Komando Pasukan Khusus adalah bagian dari Komando Utama tempur milik TNI Angkatan Darat (TNI AD).

Kopassus mempunyai keahlian khusus antara lain bergerak cepat di berbagai medan, menembak tepat sasaran, melakukan pengintaian, dan anti teror.

Tugas Kopassus Operasi Militer Perang (OMP) contohnya serangan langsung dalam rangka merusak logistik dari musuh, Combat SAR, Anti Teror, dan Advance Combat Intelligence (Operasi Intelijen Khusus).

Sementara itu, Tugas Kopasus Operasi Militer Selain Perang (OMSP) seperti Humanitarian Asistensi (Bantuan Kemanusiaan), AIRSO (Operasi Anti Insurjensi, Separatisme dan Pemberontakan), membantu kepolisian atau pemerintah, SAR Khusus, dan pengamanan VVIP.

Para prajurit Kopassus bisa dikenali dengan mudah yaitu dari baret merah yang digunakan. Oleh karena itu, Kopassus juga sering kali disebut sebagai pasukan baret merah. Kopassus mempunyai motto "Berani, Benar, Berhasil – Lebih Baik Pulang Nama, Daripada Gagal di Medan Laga”.

Sejarah Kopassus

Melansir laman resminya, pada Juli 1950, terjadi pemberontakan di Maluku yang dilakukan oleh kelompok Republik Maluku Selatan (RMS). Saat itu, pemimpin Angkatan Perang RI langsung mengirim pasukan untuk memberantas kelompok pemberontak itu.

Panglima Tentara Teritorium III Kolonel A. E. Kawilarang ditunjuk memimpin operasi tersebut dan Letkol Slamet Riyadi menjadi komandan operasi.

Perlawanan pemberontak berhasil diredam, namun memakan banyak korban jiwa di pihak TNI. Setelah diteliti, dalam sejumlah peperangan musuh yang memiliki kekuatan lebih rendah dapat membuat serangan TNI yang jauh lebih kuat gagal.

Hal ini bukan hanya karena semangat musuh yang besar atau lengkapnya perlengkapan, tetapi juga taktik dan pengalaman berperang yang mumpuni. Selain itu, juga kemampuan menembak tepat sasaran dan gerakan dari per individunya.

Berbekal penemuan tersebut, Letkol Slamet Riyadi menggagas pembentukan satuan pemukul yang dapat bergerak secara cepat dan tepat dalam berbagai medan dan situasi. Gagasan ini dilanjutkan oleh Kolonel A. E. Kawilarang setelah Letkol Slamet Riyadi gugur dalam peperangan di Ambon.

Lalu berdirilah “Kesatuan Komando Teritorium III” pada 16 April 1952 berdasarkan instruksi dari Panglima Tentara dan Teritorium III Nomor 55/Instr/PDS/52. Kesatuan tersebut adalah asal mula terbentuknya “Korps Baret Merah”. Mayor Moch. Idjon Djanbi dipercaya menjadi Komandan pertama.

Selanjutnya kesatuan ini mengalami perubahan nama beberapa kali antara lain tahun 1952 Resimen Pasukan Komando Angkatan darat (RPKAD), tahun 1953 Kesatuan Komando Angkatan Darat (KKAD), dan tahun 1971 Komando Pasukan Sandhi Yudha (KOPASSANDHA). Lalu pada tahun 1985 hingga sekarang menjadi Komando Pasukan Khusus (KOPASSUS).

Baca juga artikel terkait AKTUAL DAN TREN atau tulisan lainnya dari Tifa Fauziah

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Tifa Fauziah
Penulis: Tifa Fauziah
Editor: Dipna Videlia Putsanra