Menuju konten utama

Sinopsis Novel Gadis Kretek Karya Ratih Kumala

Sinopsis novel Gadis Kretek karya Ratih Kumala yang bercerita tentang Pak Raja dan Jeng Yah.

Sinopsis Novel Gadis Kretek Karya Ratih Kumala
Ilustrasi baca novel. (FOTO/iStockphoto)

tirto.id - Serial Netflix terbaru yang dibintangi Dian Sastro yang berjudul Gadis Kretek diadaptasi dari novel dengan judul yang sama karya Ratih Kumala. Serial Gadis Kretek yang rilis pada 2023 ini juga merupakan serial orisinal Netflix pertama di Indonesia.

Sebelumnya, media sosial terutama Twitter diramaikan oleh foto Dian Sastro dan juga Putri Marino yang sedang memegang naskah “Gadis Kretek” pada 14 Juli 2022. Dalam gambar tersebut, mereka berdua terlihat sedang membaca naskah itu dengan logo Netflix di bawah fotonya.

Novel Gadis Kretek karya Ratih Kumala ini diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama dengan tebal 274 halaman. Ratih Kumala sebagai pengarang Gadis Kretek merilis novel ini pada 2012 dibantu oleh Mirna Yulistianti sebagai editor.

Novel Gadis Kretek karya perempuan kelahiran 1980 ini masuk dalam 10 besar penerima penghargaan Kusala Sastra Khatulistiwa 2012. novel ini bercerita mengenai pergerakan pabrik kretek di awal kemerdekaan Republik Indonesia.

Ratih Kumala sendiri merupakan seorang penulis kelahiran Jakarta, 4 April 1980. Selain menulis novel, penulis yang mengenyam pendidikan di Universitas Sebelas Maret jurusan Sastra Inggris ini juga dikenal sebagai penulis cerita pendek.

Ratih Kumala sempat bergabung dalam tim penulis Jalan Sesama, sebuah program televisi adaptasi dari Sesame Street. Istri dari seorang penulis bernama Eka Kurniawan ini telah menghasilkan banyak karya, antara lain Genesis (novel, 2005), Larutan Senja (kumpulan cerita pendek, 2006), Kronik Betawi (novel, 2009), Gadis Kretek (novel, 2012), Bastian dan Jamur Ajaib (novel, 2015), Wesel Pos (novel, 2018) dan lainnya.

Sinopsis Novel Gadis Kretek

Melansir dari Antara News, Gadis Kretek bercerita tentang tragedi dan romantisme yang mana kisah asmara dari Raja dan Jeng Yah menjadi benang merah cerita-cerita di novel tersebut. Pak Raja begitu terpikat dengan kretek buatan perempuan itu.

Lintingan Jeng Yah menjadi ramuan rahasia dari kepopuleran Kretek Gadis. Rasa manis dari Kretek Gadis didapat dari air liur Jeng Yah yang menjadi perekat kertas linting dari produk campuran tembakau dan cengkeh tersebut.

Dalam sebuah karya tulis terbitan UNS, diceritakan bahwa Pak Raja yang saat sedang sekarat menyebut satu nama perempuan yang ternyata bukanlah istrinya. Perempuan yang disebut saat ia menanti ajalnya itu bernama Jeng Yah.

Mendengar hal tersebut, ketiga anaknya yang merupakan pewaris Kretek Djagad Raja merasa gundah. Tidak terkecuali istri sah Pak Raja, ia begitu cemburu mengetahui kata-kata yang terlontar dari mulut suaminya yang sedang sekarat adalah nama seorang perempuan yang bukan istrinya.

Ketiga anaknya, Lebas, Karim, serta Tegar kemudian segera mengunjungi pelosok Jawa dan mencari sosok Jeng Yah yang namanya disebut Pak Raja saat sedang sekarat. Mereka bertiga berlomba dengan waktu karena harus menemukan Jeng Yah sebelum ajal menjemput ayah mereka.

Dalam perjalanan itu, Lebas, Karim, dan Tegar juga melakukan napak tilas bisnis ayahnya itu. Mereka pun menguak beberapa rahasia dan menjadi tahu asal mula kenapa Kretek Djagad Raja menjadi kretek nomor satu di Indonesia setelah menemui buruh pelinting tua.

Ternyata Jeng Yah merupakan pemilik dari Kretek Gadis yang menjadi kretek lokal nomor satu di kota M. Ketiga anak Pak Raja juga menjadi tahu hubungan asmara antara Jeng Yah dan ayah mereka.

Gadis Kretek tidak hanya membahas mengenai kisah cinta dan perjalanan para tokoh dalam menguak tabir misteri yang menyelimuti mereka selama ini, melainkan juga menceritakan mengenai perkembangan kretek di Indonesia dari masa kolonial Belanda, Jepang, kemerdekaan Republik Indonesia, hingga zaman PKI.

Dalam novel tersebut juga diceritakan soal kepopuleran rokok klembak yang kalah saing dengan kretek. Juga diceritakan mengenai latar belakang kenapa pabrik kretek lokal terus mempertahankan eksistensinya di tengah himpitan kebangkitan dan dominasi perusahaan rokok besar.

Mereka bertahan bukan hanya karena pabrik itu masih memberi keuntungan, melainkan juga karena mempertahankan gengsi leluhur serta menyelamatkan para pekerjanya yang hidup bergantung pada perusahaan kretek ‘jago kandang’ tersebut.

Baca juga artikel terkait SINOPSIS NOVEL atau tulisan lainnya dari Fajri Ramdhan

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Fajri Ramdhan
Penulis: Fajri Ramdhan
Editor: Yantina Debora