Menuju konten utama
Berita Internasional Terkini

Siapakah Jesus Malabanan? Jurnalis Filipina Tewas Ditembak Mati

Beberapa kelompok kebebasan pers menempatkan Filipina sebagai salah satu wilayah di dunia yang paling berbahaya bagi jurnalis.

Siapakah Jesus Malabanan? Jurnalis Filipina Tewas Ditembak Mati
Ilustrasi penembak misterius. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Jurnalis senior Filipina, Jesus Malabanan ditembak oleh orang tak dikenal di bagian kepalanya ketika menonton televisi di dalam tokonya di Calbayog, sebuah kota di pulau tengah Samar, Filipina Tengah.

Al Jazeera melaporkan, menurut markas besar Kepolisian Nasional Filipina, serangan itu dilakukan oleh dua penyerang tidak dikenal. Sampai saat ini, pelaku penembakan tersebut belum ditangkap.

Tak lama setelah insiden penembakan itu, Malabanan langsung dilarikan ke rumah sakit swasta, tetapi jiwanya tak terselamatkan.

Polisi mengatakan, pihaknya sedang melakukan penyelidikan untuk mengidentifikasi para tersangka yang melarikan dri dari tempat kejadian.

Profil & Sepak Terjang Jesus Malabanan

Seperti dikutip DW, Malabanan (58) adalah wartawan koresponden provinsi untuk surat kabar Manila Standard. Dia juga membantu kantor berita internasional Reuters.

Dalam karier kewartawanannya, Malabanan pernah mendapat Hadiah Pulitzer, sebuah penghargaan yang dianggap tertinggi di bidang jurnalisme. Kala itu ia membantu Reuters menyelidiki kasus "perang narkoba" Presiden Rodrigo Duterte yang banyak melakukan penembakan mati.

Manny Mogato, pensiunan koresponden kantor berita internasional Reuters yang ikut dalam mengerjakan laporan itu mengatakan, Malabanan "banyak membantu Reuters dalam kisah perang narkoba yang memenangkan Pulitzer pada 2018."

Laporan itu membuat Jess--panggilan akrab Malabanan--diancam di kampung halamannya di Pampanga sehingga dia memutuskan untuk pindah ke Samar, Filipina tengah.

“Saya bergabung dengan sesama jurnalis mengutuk pembunuhan Jess […] itu sama sekali tidak dapat diterima. Keadilan untuk Jess,” tambah Mogato.

Jurnalis Filipina dalam Bahaya?

Persatuan Jurnalis Nasional Filipina dan beberapa kelompok kebebasan pers menempatkan Filipina sebagai salah satu wilayah di dunia yang paling berbahaya bagi jurnalis.

Berdasarkan perhitungan Persatuan Jurnalis Nasional Filipina, setidaknya ada 21 jurnalis terbunuh sejak Presdein Duterte berkuasa. Dengan kematian Malabanan ini, maka totalnya mencapai 22 wartawan.

Di tahun 2009, anggota klan politik yang kuat telah menembak dan membunuh 58 orang, termasuk 32 pekerja media. Namun demikian, sebuah badan perlindungan media yang dibentuk Duterte mengecam keras pembunuhan itu.

Pada bulan Oktober lalu, jurnalis online dan radio Orlando Dinoy terbunuh di apartemennya di wilayah selatan Davao. Pelaku terduga penyerangnya sudah ditangkap dan didakwa dengan pembunuhan, tetapi juru bicara pemerintah mengatakan, pembunuhan Dinoy tidak terkait dengan pekerjaannya.

Menurut Komite Perlindungan Jurnalis yang berbasis di New York, ada 87 praktisi media yang terbunuh dalam menjalankan tugas di Filipina sejak 1992.

Sedangkan menurut indeks impunitas CPJ yang diterbitkan pada akhir Oktober menempatkan Filipina sebagai negara ketujuh di dunia untuk pembunuhan jurnalis yang belum terpecahkan.

Baca juga artikel terkait JESUS MALABANAN atau tulisan lainnya dari Alexander Haryanto

tirto.id - Politik
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Iswara N Raditya