Menuju konten utama
Berita Internasional Terkini

Siapa Pauline Hanson: Senator Australia Sebut Kotoran Sapi di Bali?

Berikut adalah profil, biografi dan kisah hidup senator Australia, Pauline Hanson.

Siapa Pauline Hanson: Senator Australia Sebut Kotoran Sapi di Bali?
Senator partai One Nation Pauline Hanson berbicara kepada media di Gedung Parlemen di Canberra, Australia, pada hari Kamis, 21 Juni 2018, setelah memberikan suara untuk mendukung ref(Foto AP/Rod McGuirk)

tirto.id - Komentar senator Australia, Pauline Hanson soal Bali menuai banyak komentar dan viral di media sosial. Dalam pernyataan lengkap, Hanson mengatakan, kotoran sapi berserakan di jalanan Bali.

Dia juga prihatin terhadap warga Australia yang bisa menularkan penyakit mulut dan kuku (PMK) setelah datang dari Bali. “Bali berbeda dengan negara lain,” kata Hanson dikutip News Times.

Menurut Hanson, sapi di Bali bebas, liar dan dilepaskan di jalan, bahkan kotoran sapi itu berserakan di jalan. “Kotoran sapi berserakan, dan orang-orang berjalan di atasnya, dan membawa pakaiannya, dan pria itu kembali ke negara ini (Australia),” kata Hanson berapi-api.

Menanggapi hal itu, Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati menegaskan, para petani dan peternak tidak memelihara sapi dengan cara diliarkan.

"Pernyataan sapi berkeliaran itu terlalu tendensius dan berlebihan. Kita dan orang Australia bisa melihat sendiri, tidak ada itu (sapi berkeliaran)," kata Wagub seperti dikutip Antara News.

Profil Pauline Hanson

Laman Britannica menuliskan, Pauline Hanson adalah politkus Australia kelahiran Brisbane, 27 Mei 1954. Dia adalah ibu dari empat anak dan terkenal dengan pandangannya yang kontroversial tentang ras dan imigrasi.

Pada tahun 1997, dia mendirikan partai One Nation dan menjadi pemimpinnya sampai tahun 2014. Sebelum terjun ke politik dan menjadi anggota Dewan Kota Ipswich, dia membuka toko ikan dan keripik. Dia juga pernah bergabung dengan Partai Liberal.

Tetapi dia keluar dari partai itu setelah memberikan pernyataan kontroversi tentang hubungan ras dan imigrasi. Dia sempat membuat heboh pada bulan September 1996 ketika dia berpidato di depan Parlemen.

Senator Pauline Hanson

Pemimpin partai One Nation, Senator Pauline Hanson menarik burqa saat sidang senat di Gedung Parlemen di Canberra, Australia, Kamis (17/8). ANTARA FOTO/AAP/Mick Tsikas/via REUTERS

Kala itu, dia menuding imigran Aborigin dan Asia serta kebijakan publik berkontribusi pada banyaknya masalah negara, terutama tingkat pengangguran yang tinggi.

Hanson juga mengatakan, Australia sedang dalam bahaya karena dikuasai orang Asia karena telah mengambil pekerjaan yang dibutuhkan orang asli serta tidak berusaha berasimilasi ke dalam masyarakat Australia.

Sedangkan tentang orang Aborigin, dia berkata, “Saya muak diberi tahu, 'Ini adalah tanah kami.' Yah, kemana aku harus pergi? Saya lahir di sini, begitu pula orang tua dan anak-anak saya," kata dia.

"Saya akan bekerja di samping siapa pun dan mereka akan setara dengan saya, tetapi saya menarik garis ketika diberitahu bahwa saya harus membayar dan terus membayar untuk sesuatu yang terjadi lebih dari 200 tahun yang lalu.”

Ramai-ramai Kritik Pauline Hanson

Dalam komentar terbaru Hanson soal sapi di Bali, Wakil Gubernur Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati mengatakan, cara orang memelihara sapi di di daerahnya adalah dikandangkan karena kotorannya dipakai untuk pupuk. "Jadi, kita tidak menganut untuk meliarkan sapi-sapi kita."

Menurut Cok Ace, apa yang disampaikan senator Australia tersebut tidak tepat karena bukan dengan cara seperti itu orang memelihara sapi di Bali. "Janganlah seperti fitnah begitu, tidak elok, tidak bagus bertetangga seperti itu," ujar penglingsir (tokoh) Puri Ubud, Gianyar itu.

Sementara itu, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI, Teuku Faizasyah, turut merespons dan mengatakan apa yang disampaikan Hanson adalah cara berpikir sempit. "Percuma saja menanggapi Hanson yang berpikiran sempit," kata Teuku Faizasyah.

Faizasyah bahkan ragu apakah Hanson pernah mendatangi Bali dan melihat keadaan secara jelas. Oleh sebab itu, dia menegaskan, pernyataan Hanson itu hanya berdasarkan imajinasinya sendiri tentang Bali. “Pertanyaannya apakah dia pernah ke Bali? Mungkinkah dia hanya hidup di dunia imajinasinya sendiri,” katanya.

Baca juga artikel terkait PAULINE HANSON atau tulisan lainnya dari Alexander Haryanto

tirto.id - Politik
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Iswara N Raditya