Menuju konten utama

Rusia Menyesal Disebut-sebut dalam Pilpres AS

Kerap disebut-sebut dalam debat wakil presiden Amerika Serikat kemarin, Rusia sesali fakta bahwa Vladimir Putin dan negara yang dipimpinnya menjadi bagian dalam kampanye pemilihan.

Rusia Menyesal Disebut-sebut dalam Pilpres AS
Presiden Rusia Vladimir Putin. [Antara Foto/Reuters/Maxim Zmeyev].

tirto.id - Rusia menyatakan muak pada pandangan negatif terhadap Rusia selama kampanye Pilpres AS. “Tentu saja kami ingin negara kami disebut hanya secara positif. Namun yang kami sesalkan adalah, kami tahu bahwa kartu Rusia dan menyebut-nyebut Presiden kami, praktisnya menjadi bagian tak terpisahkan dari kampanye pemilihan AS,” kata Kremlin Dmitry Peskov selaku juru bicara Rusia, seperti dikutip Antara, Rabu (05/10/2016).

Dalam kesempatan itu, Kremlin juga mengingatkan pengaruh Rusia di kancah internasional tetapi tidak mengatakan apapun terkait tuduhan Pemerintah AS yang baru-baru ini mengatakan bahwa, Badan Intelijen Rusia mencoba untuk mengganggu pemilihan Presiden 8 November nanti dengan meretas sistem pemilihan.

Komentar Kremlin ini sehubungan dengan pernyataan dari Calon Wakil Presiden AS, Mike Pence yang menyebut Vladimir Putin sebagai pemimpin kecil dan pengganggu. Pence bahkan mengutuk aksi politik Putin yang melanggar gencatan senjata di Suriah dan dukungannya kepada Presiden Suriah Bashar Al-Assad.

“Pemimpin kecil dan pengganggu dari Rusia itu kini mendikte Amerika Serikat. Bangsa terbesar di Bumi ini mundur begitu saja dari pembicaraan gencatan senjata, sedangkan Vladimir Putin malah memasang sistem pertahanan peluru kendalinya di Suriah,” ujar Pence. Kandidat Wakil Presiden dari Partai Republik itu juga tidak mengakui pernah berkata dalam wawancaranya dengan CNN September lalu bahwa Putin, tanpa harus disangkal, ialah sosok yang lebih kuat dibandingkan Obama.

Komentar Pence terkait Putin sangat bertolak belakang dengan pasangannya di Pilpres AS, Donald Trump. Trump pernah menyebut Presiden Rusia itu sebagai pemimpin yang lebih baik ketimbang Presiden Obama dan menilai dirinya bisa bekerjasama dengan Putin. New York Times mengatakan, perbedaan pendapat antara pasangan ini dapat menyudutkan Trump saat media mewawancarainya di kemudian hari.

Baca juga artikel terkait PILPRES AS atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Politik
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari