Windows sering dicap sebagai sistem operasi komputer yang rentan diserang malware atau program jahat maupun virus dibandingkan sistem operasi lain. Bagaimana sebenarnya?
Para peneliti Symantec mengaku telah menemukan berbagai sandi yang digunakan baik pada aktivitas kelompok terkait Korea Utara itu sebelumnya maupun dengan versi terbaru WannaCry.
Serangan virus WannaCry telah melanda seluruh dunia dan menginfeksi lebih dari 300.000 komputer di 150 negara, mereka mengancam untuk mengunci berkas-berkas korban yang tidak mau membayar uang tebusan senilai 300 hingga 600 dolar AS.
The Shadow Broker merilis EternalBlue, eksploit milik NSA yang kemudian dimanfaatkan oleh WannaCry untuk menyebar. Mereka kini mengklaim memiliki 75 persen senjata siber Amerika.
Beberapa perusahaan yang sistem komputernya terinfeksi program jahat ransomware WannaCry terpaksa harus menghentikan produksi untuk beberapa saat. Kerugian finansial tentu tak bisa dihindari.
Menkominfo Rudiantara memastikan dampak serangan Ransomware WannaCry di Indonesia masih terkendali dan hanya memakan korban sistem komputer milik segelintir lembaga.
Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara, memperingatkan pihak Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk tetap waspada terhadap virus Ransomware WannaCry sehingga tidak menyerang jaringan komputer di tempat kerja.
Program jahat atau malware seperti virus, worm dan sebagainya muncul hampir bersamaan dengan perkembangan berbagai sistem operasi. Windows sebagai sistem operasi yang paling populer di dunia sering menjadi sasaran utama serangan berbagai malware.