Di tengah konsumsi rumah tangga yang diperkirakan stagnan, peningkatan inflasi dan kualitas ekspor rendah, pemerintah kemungkinan besar sulit memenuhi target pertumbuhan pada 2018.
Perekonomian global pada 2018, menurut Sri Mulyani, dibayangi risiko kebijakan ekonomi baru di AS dan Cina, kelanjutan efek Brexit dan krisis politik di Korea Utara serta Timur Tengah.
Sejumlah risiko diprediksi bisa menghambat laju pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2017 dan 2018. Meskipun demikian, ADB optimistis ekonomi Indonesia mampu tumbuh hingga 5,3 persen pada tahun depan.
Bappenas meyakini pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh 5,6 persen. Alasannya IMF mengkoreksi ke atas proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia pada 2017 dari sebelumnya 3,1 persen menjadi 3,5 persen.