Menuju konten utama

Penjelasan Satgas Soal Faktor Penyebab Gelombang 3 COVID-19

Faktor penyebab lonjakan itu misalnya dinamika evolusinya dan perilaku manusia yang mendukung peningkatan transmisinya yang cukup khas di tiap-tiap wilayah.

Penjelasan Satgas Soal Faktor Penyebab Gelombang 3 COVID-19
Keterangan Pers Juru Bicara Pemerintah Prof Wiku Adisasmito di Kantor Presiden Jakarta, Selasa (12/1/2021). (FOTO/Muchlis Jr/Biro Pers Sekretariat Negara)

tirto.id - Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito menjelaskan mengenai faktor-faktor penyebab terjadinya gelombang lonjakan COVID-19. Termasuk gelombang ketiga yang sudah terjadi di beberapa negara yang harus diwaspadai masyarakat Indonesia.

"Berbagai faktor penyebab lonjakan kasus COVID-19 atau yang sering kita sebut sebagi gelombang baru COVID-19. Perlu dipahami bahwa virus itu sendiri tidak bisa disebabkan sebagai etintas tunggal penyebab penyebaran penyakit. kita perlu melihat faktor-faktor lain yang menstimulasi persebarannya," kata Wiku dalam Keterangan Pers Perkembangan Penanganan COVID-19 di Graha BNPB, Selasa (5/10/2021)

Ia menyebut faktor penyebab lonjakan itu misalnya dinamika evolusinya dan perilaku manusia yang mendukung peningkatan transmisinya yang cukup khas di tiap-tiap wilayah.

Seperti yang terjadi pada gelombang ketiga lonjakan COVID-19 yang terjadi baru-baru ini di sejumlah negara. Ia menyebut misalnya gelombang ketiga yang terjadi di Kentucky Amerika Serikat disebabkan distribusi varian baru yaitu R1 dan varian MU di Kolombia.

"Selain itu pembukaan sektor sosial ekonomi yang tidak disertai dengan kepatuhan protokol kesehatan yang tinggi menyebabkan lonjakan kasus di Singapura, beberapa di Eropa dan Afrika," katanya.

Walaupun saat ini Indonesia telah mulai melakukan kegiatan produktif secara bertahap bertingkat, dan berlanjut, namun masyarakat harus tetap berhati-hati dalam beraktivitas.

"Jangan serta merta melupakan pentingnya proteksi protokol kesehatan baik memakai masker menjaga jarak dan menjauhi kerumunan. Kepatuhan ini merupakan kunci mencegah timbulnya gelombang baru," kata Wiku.

Sedangkan jika dilihat dari gelombang satu dan dua yang terjadi sebelumnya, penyebab gelombang pertama di hampir seluruh negara dikarenakan masih rendahnya pemahaman terkait penyakit ini termasuk para ahli dan ilmuwan di bidang penyakit menular. Penyebaran COVID-19 dari Wuhan ke negara-negara lain terjadi akibat mobilitas yang besar antarnegara saat itu.

Mobilitas yang besar ini menyebabkan COVID-19 selanjutnya menjadi pandemi. Dampak yang terjadi dengan meningkatnya jumlah kasus-kasus, khususnya kasus perawatan di rumah sakit disebabkan oleh belum ditemukannya obat-obat atau vaksinasi yang mendukung upaya kuratif saat itu.

Infografik BNPB Waspada Gelombang 3 COVID-19

Infografik BNPB Waspada Gelombang 3 COVID-19. tirto.id/Rangga

Untuk penyebab gelombang kedua, kemunculan dan varian of concern (VOC) seperti Alfa, Beta, Gamma dan Delta di beberapa negara. Seperti Inggris, Afrika Selatan dan India menyebabkan kemunculan gelombang kedua. VOC yang tidak disertai dengan penjagaan mobilitas antarnegara menyebabkan gelombang ikutan ke negara-negara tetangga. Bahkan negara di Asia Tenggara seperti Thailand dan Indonesia.

Jika merujuk pada studi dari Rusia tahun 2021 mengenai analisis regresi data COVID-19 dari 35 negara di dunia, menyatakan bahwa mayoritas penyebaran varian baru di beberapa negara tersebut terjadi akibat pergerakan domestik yang memperparah penyebaran varian impor.

Sedangkan di Spanyol Jepang dan Korea Selatan, peningkatan signifikan terjadi akibat penularan di komunitas atau klaster. Sehingga penderita COVID-19 umumnya berasal dari kelompok yang sama. Contohnya ibu hamil dan anak-anak untuk di Spanyol dan kasus di perkantoran untuk di Jepang.

Banner BNPB Info Lengkap Seputar Covid19

Banner BNPB. tirto.id/Fuad

Baca juga artikel terkait KAMPANYE COVID-19 atau tulisan lainnya dari Irwan Syambudi

Penulis: Irwan Syambudi
Editor: Maya Saputri