Menuju konten utama

Naskah Khutbah Jumat: Hijrah Menuju Kebaikan di Jalan Allah

Dalam naskah khutbah Jumat ini, hikmah yang dipetik adalah hijrahnya Nabi Muhammad saw. menunjukkan Allah selalu memberi jalan keluar atas setiap kesulitan.

Naskah Khutbah Jumat: Hijrah Menuju Kebaikan di Jalan Allah
Ilustrasi Kaligrafi Muhammad. foto/istockphoto

tirto.id - Hijrah yang dilakukan oleh Nabi Muhammad saw. dan pengikut beliau dari Makkah ke Madinah pada 622 Masehi menjadi momentum perubahan dalam sejarah Islam. Hijrah bukan hanya berarti berpindah tempat, tetapi dimaknai berpindah dari hal-hal buruk menuju kebaikan. Allah telah menjanjikan jalan keluar atas setiap kesulitan.

Berbagai ujian dialami oleh Nabi Muhammad saw. dan para sahabat selama mendakwahkan di Makkah. Perlawanan kaum kafir semakin membabi buta, berkali-kali umat Islam mendapatkan siksaan fisik.

Perlakuan kaum kafir Makkah terhadap Rasulullah dan pengikutnya ini tidak terlepas dari meninggalnya istri Nabi, Khadijah, dan sang paman sekaligus pelindungnya, Abu Thalib. Kaum kafir menilai tidak akan ada lagi orang-orang terhormat di wilayah tersebut yang akan melindungi Nabi.

Di sisi lain, di Madinah, terjadi rentetan perang sipil yang membuat penduduk wilayah tersebut mencari sosok yang bisa menjadi juru damai di antara mereka. Pada musim panas 620 Masehi, perwakilan suku Khazraj berkunjung ke Makkah dan bertemu Rasulullah.

Orang-orang ini sudah mendengar tentang dakwah Nabi, dan ketika Rasulullah menyampaikan ajaran, mereka melihat Muhammad sebagai sosok ideal untuk mempersatukan Madinah.

Dalam 2 tahun berikutnya, semakin banyak penduduk Madinah yang tertarik pada ajaran Nabi. Terjadilah Baiat 'Aqabah Pertama dan Kedua. Ketika jalan mendakwahkan Islam di Makkah tampak tertutup, Allah membuka jalan lain untuk Rasulullah di tempat lain.

Secara bertahap, umat Islam mulai hijrah dari Makkah ke Madinah. Peristiwa hijrah yang dilakukan Rasulullah, bersama sang sahabat Abu Bakar ash-Shiddiq diperkirakan terjadi pada Juni hingga Juli 622 Masehi, sekaligus menandai perubahan besar bagi umat Islam.

Sejak hijrah tersebut, posisi umat Islam menguat. Jumlah pemeluk makin banyak dan dakwah meluas. Hingga kemudian, terjadilah Penaklukkan Makkah (Fathu Makkah) ketika parade kekuatan umat Islam yang terdiri dari sekitar 10.000 pasukan masuk ke Makkah tanpa pertumpahan darah.

Naskah khutbah Jumat yang disarikan dari laman NU dan berbagai sumber lain ini mengupas mengenai hijrahnya Nabi Muhammad saw. dan pelajaran yang bisa dipetik dari peristiwa itu.

Khutbah Pertama

إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ سَارَ عَلَى نَهْجِهِ القَوِيْمِ وَدَعَا إِلَى الصِّرَاطِ المُسْتَقِيْمِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا

اللّهُمَّ عَلِّمْنَا مَا يَنْفَعُنَا، وَانْفَعَنَا بِمَا عَلَّمْتَنَا، وَزِدْنَا عِلْماً، وَأَرَنَا الحَقَّ حَقّاً وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرَنَا البَاطِلَ بَاطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ

Amma ba’du …

Ma’asyirol muslimin rahimani wa rahimakumullah

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kita nikmat iman. Melalui iman inilah, kita akan berpegang teguh pada ketakwaan. Allah telah memerintahkan kita untuk senantiasa bertakwa melalui firman-Nya sebagai berikut.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” (QS. Ali Imran: 102)

Selawat dan salam kepada sayyid para nabi, nabi akhir zaman, rasul yang mengajarkan Islam secara sempurna yakni Rasulullah Muhammad saw. Semoga selawat dari Allah senantiasa tercurah untuk beliau, istri-istri beliau, para sahabat beliau, serta siapa pun pengikut beliau yang sejati sampai akhir zaman.

Ma’asyirol muslimin rahimani wa rahimakumullah

Pada zaman lampau, Nabi Muhammad saw. menghadapi masa-masa berat saat awal berdakwah di Makkah. Kaum kafir Quraisy begitu gigih dalam melakukan perlawanan. Mereka tidak mau menerima ajaran Nabi Muhammad saw. untuk bertauhid hanya kepada Allah.

Allah lantas meminta Nabi Muhammad saw. untuk melakukan hijrah dari Mekah menuju Madinah Munawarah. Semenjak hijrah inilah umat Islam yang sebelumnya terpuruk, mengalami kebangkitan secara perlahan-lahan. Kebangkitan tidak hanya ditunjukkan dengan makin banyaknya umat yang memeluk Islam, tetapi juga jaya dalam penguasaan wilayah termasuk penaklukan Makkah.

Ma’asyirol muslimin rahimani wa rahimakumullah

Mengenang kembali saat Nabi Muhammad saw., keluarga, dan para sahabatnya pada awal dakwah Islam, tentunya akan membuat hati sangat miris. Di tengah rintangan dan ancaman dari orang kafir Mekah, mereka tetap bertahan. Lalu, masa kegemilangan mulai hadir sewaktu mereka berhijrah ke Madinah.

Setelah masa hijrah, Rasulullah saw. angsung umat Islam dalam penegakan keadilan, mengatasi kekufuran, hingga melawan kezaliman. Allah semakin menyempurnakan nikmat-Nya dengan berbondong-bondongnya umat manusia memeluk Islam.

Dakwah yang semula dipenuhi banyak masalah, tetap dapat diatasi dengan izin Allah dengan tetap memegang optimisme, keteguhan, ketabahan, dan kesabaran. Teladan ini patut diamalkan oleh setiap kaum muslimin bahwa di balik setiap kesulitan pasti Allah menurunkan kemudahan selama tidak ada kata menyerah.

Ma’asyirol muslimin rahimani wa rahimakumullah

Pada masa awal berdakwah, Nabi Muhammad saw. menyampaikan ajaran Islam tidak melalui peperangan. Bahkan, beliau melakukannya secara sembunyi-sembunyi. Hanya saja, suatu saat beliau mengatakan kalimat yang mengejutkan orang-orang kafir saat itu ketika mereka berkumpul di suatu tempat.

أَيُّهَا النَّاسُ قُوْلُوْا لَا إلهَ إَلَّا اللهُ تُفْلِحُوْا

Artinya, “Wahai umat manusia, katakanlah bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, niscaya kalian akan beruntung.”

Beliau juga menyerukan agar setiap manusia untuk adil, berbuat baik, melakukan akhlak mulia, juga mencegah dari perbuatan keji dan munkar. Ajaran Nabi ini didengar oleh sebagian umat saat itu dan mereka tertarik masuk Islam. Di antara mereka adalah Abu Bakar, Umar, Utsman Ali, Bilal, dan sebagainya. Namun, sebagian besar umat manusia saat itu menolak ajaran Nabi.

Sebaliknya, perlawanan dari kaum kafir makin kuat sampai-sampai mereka menyakiti, menyiksa, mengolok, hingga menghina Nabi Muhammad saw. dan para sahabatnya.

Serangan fisik inilah yang membuat sebagian sahabat hijrah ke Habasyah atas perintah Nabi Muhammad saw.. Sekira 80 orang menuju Habsyah dan di dalamnya ada Utsman bin Affan dan Ja'far bin Abi Thalib.

Ma’asyirol muslimin rahimani wa rahimakumullah

Suatu hari, Nabi Muhammad saw. bertemu beberapa orang suku Khazraj dari kota Yatsrib. Mereka sedang mendatangi Ka'bah. Oleh Nabi, mereka didakwahi dan akhirnya memeluk Islam.

Selang waktu berjalan, jumlah pemeluk Islam dari suku Khazraj bertambah banyak.Lalu, Abdullah bin Ummi Maktum dan Mush’ab bin ‘Umair diutus ke Yatsrib agar mengajarkan Al Quran dan berdakwah pada orang yang masih kafir di Yatsrib.

Dakwah ini membuahkan hasil dengan makin banyak lagi pemeluk Islam di Yatsrib. Akhirnya, ketika perintah hijrah turun, Nabi Muhammad saw. melakukan hijrah ke Yatsrib atau yang dikenal sebagai Madinah.

Tidak mudah meninggalkan tanah kelahiran Makkah bagi Nabi dan sahabatnya. Namun, perintah Allah untuk hijrah lebih harus diutamakan.

Ma’asyirol muslimin rahimani wa rahimakumullah

Hijrah yang dilakukan Nabi Muhammad saw. dan para sahabatnya bukan bentuk keputus-asaan. Itu semua sebagai bentuk ketakwaan dan mengharapkan rida Allah semata. Justru dari hijrah tersebut, umat Islam memiliki kesempatan untuk mengumpulkan kekuatan dalam berdakwah dan melawan kekufuran yang berujung pada kejayaan Islam.

Hijrahnya Nabi Muhammad saw. dan para sahabat memberikan petunjuk bahwa kemusyrikan, kekufuran, kezaliman sekuat apapun akhirnya dapat dikalahkan. Sesuatu yang benar, sekali pun dihalang-halangi, tetap akan bergerak menuju kemenangan. Sebab, Allah telah menjanjikan jalan keluar pada setiap kesulitan.

إِنَّا لَنَنْصُرُ رُسُلَنَا وَالَّذِينَ آمَنُوا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيَوْمَ يَقُومُ الْأَشْهَادُ (سورة غافر: 51)

Artinya, “Sesungguhnya Kami menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari kiamat” (Surat Gafir (Al-Mukmin): 51)

Semoga kita juga mampu untuk selalu berhijrah menuju hal-hal yang lebih baik, sekali pun harus meraihnya dengan berbagai kesulitan yang menghadang. Semoga Allah memberi taufik dan hidayah untuk kita semua.

أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ إِنَّهُ هُوَ السَمِيْعُ العَلِيْمُ

Khutbah Kedua (doa)

الحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالمِيْنَ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَافِ الأَنْبِيَاءِ وَالمرْسَلِيْنَ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ

اَمَّا بَعْدُ : فَيَااَ يُّهَاالنَّاسُ !! اِتَّقُوااللهَ تَعَالىَ. وَذَرُوالْفَوَاحِشَ مَاظَهَرَوَمَابَطَنْ. وَحَافِظُوْاعَلىَ الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ. وَاعْلَمُوْااَنَّ اللهَ اَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ. وَثَنَّى بِمَلاَئِكَةِ قُدْسِهِ. فَقَالَ تَعَالىَ وَلَمْ يَزَلْ قَائِلاًعَلِيْمًا: اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ يَاَ يُّهَاالَّذِيْنَ آمَنُوْاصَلُّوْاعَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَةِ

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى وَالتُّقَى وَالعَفَافَ وَالغِنَى

اللَّهُمَّ أَحْسِنْ عَاقِبَتَنَا فِى الأُمُورِ كُلِّهَا وَأَجِرْنَا مِنْ خِزْىِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ الآخِرَةِ

اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا، اَللَّهُمَّ وَفِّقْهُمْ لِمَا فِيْهِ صَلَاحُهُمْ وَصَلَاحُ اْلإِسْلَامِ وَالْمُسْلِمِيْنَ اَللَّهُمَّ أَبْعِدْ عَنْهُمْ بِطَانَةَ السُّوْءِ وَالْمُفْسِدِيْنَ وَقَرِّبْ إِلَيْهِمْ أَهْلَ الْخَيْرِ وَالنَّاصِحِيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ ومَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن

وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

Baca juga artikel terkait KHUTBAH JUMAT atau tulisan lainnya dari Ilham Choirul Anwar

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Ilham Choirul Anwar