tirto.id - Politisi Partai Golkar Leo Nababan menyatakan, wacana mengenai adanya mahar Rp20 miliar yang diwajibkan kepada seorang kader yang akan mencalonkan diri sebagai ketua umum (Ketum) Partai Golkar merupakan ide gila.
"Ini ide gila," kata Leo Nababan di Jakarta, Jumat (15/4/2016).
Leo juga meminta untuk mengusut pihak yang melontarkan wacana mahar sebesar Rp20 miliar tersebut.
"Diusut siapa yang punya ide aneh ini. Jangan-jangan mereka punya rencana agar munas tidak jadi maka mereka 'ngotot' minta Surat Keputusan (SK) baru dari pemerintah, sedangkan SK Riau yang baru diperpanjang masih berlaku dapat dijadikan legitimasi pelaksanaan munas," tukasnya.
Dia juga mengkhawatirkan bahwa ide tersebut dapat merusak Partai Golkar. Selain itu, ide tersebut juga bertentangan dengan Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART).
"[Ide itu]Melabrak AD/ART. Syarat [mencalonkan sebagai ketua umum] sudah menjadi anggota lima tahun dan juga Prestasi, Dedikasi, Loyalitas dan Tidak pernah tercela (PDLT)," katanya.
Leo juga mengatakan bahwa di tubuh partai berlambang beringin itu juga terdapat Golkar hitam dan Golkar putih. "Selama golongan hitam ini ada di Golkar maka mereka merusak Golkar," kata Leo.
"Mereka lupa Golkar ini aset negara, bukan milik segelintir pengurus," lanjut Leo.
Sebelumnya, bakal calon ketua umum Partai Golkar Ade Komaruddin alias Akom menyebut mahar senilai Rp20 miliar untuk masuk menjadi kandidat pada Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) 7-8 Mei di Bali hanyalah sebatas wacana.
"Itu 'kan wacana. Saya tidak mau terjebak dalam diskusi itu. Biarkan hal itu menjadi perhatian dari panitia pengarah dan tentu panitia pengarah memperhatikan benar apirasi publik, aspirasi kader Golkar untuk kebaikan Partai Golkar," kata Akom di Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (13/4/2016).
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) ini juga mengatakan pihaknya mempercayakan panitia pengarah untuk pelaksanaan Munaslub di Bali yang tentunya telah mempertimbangkan banyak hal.
"Saya percaya kepada panitia pengarah. Tentu mereka memperhatikan tanggapan para kader Golkar. Soal itu, soal dari panitia pengarah bukan pada soal dana," kata Ade Komaruddin.
Reporter: Alexander Haryanto
Editor: Alexander Haryanto