Menuju konten utama

Lebaran, Kemenhub Minta Bandara Perpanjang Jam Operasional

Kementerian Perhubungan meminta sejumlah bandara untuk memperpanjang jam operasionalnya selama masa menjelang libur Lebaran 2017.

Lebaran, Kemenhub Minta Bandara Perpanjang Jam Operasional
Sejumlah penumpang berjalan menuju pesawat di bandara internasional adi sucipto, Yogyakarta, Senin (18/4). Antarafoto/Anis efizudin.

tirto.id - Terkait dengan kenaikan jumlah penumpang dengan moda transportasi udara pada masa menjelang Lebaran, Kementerian Perhubungan meminta sejumlah bandara destinasi para pemudik untuk memperpanjang jam operasionalnya.

Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Agus Santoso memprediksi jumlah pemudik yang menggunakan moda transportasi udara di tahun ini mencapai 5,4 juta jiwa. Adapun besaran rata-rata kenaikannya adalah 9,2 persen dari tahun lalu, dengan perkiraan lonjakan sebesar 10 persen terjadi pada penumpang dengan tujuan domestik, dan 8 persen untuk penumpang dengan tujuan internasional.

“Tahun lalu ada sekitar 4,9 juta penumpang, sementara tahun ini diprediksi berada di kisaran 5,4-5,5 juta penumpang. Semuanya tentu butuh seat,” ujar Agus di Kota Kasablanka, Jakarta, pada Minggu (7/5/2017) sore.

Lebih lanjut, Agus mengatakan pihaknya telah menyediakan tambahan kursi dan pesawat terbang untuk dapat mengangkut seluruh penumpang tersebut.

“Di Lebaran tahun ini, kami menyediakan seat capacity sebanyak 5,75 juta. Jadi ada spare untuk penumpang. Namun spare tersebut disediakannya kan 10 hari sebelum Lebaran, dan 15 hari setelah Lebaran. Makanya kami mengimbau kepada masyarakat untuk dapat terbang di waktu yang merata, tidak semuanya pada masa puncak keberangkatan,” jelas Agus.

“Sementara itu sebanyak 532 pesawat telah disiapkan, yang mana 250 di antaranya telah dicek kelayakannya. Lalu dari aspek prasarananya, seperti landasan pesawat terbang, juga dicek. Dari ratusan bandara yang dimiliki Kemenhub, ada 35 di antaranya yang didedikasikan untuk melayani para pemudik Lebaran,” tambah Agus.

Pihak Kemenhub sendiri mengaku telah mengevaluasi pelaksanaan mudik tahun lalu. Berdasarkan evaluasi tersebut, Agus mengklaim perencanaan penerbangan tambahan telah dilakukan sejak jauh hari.

Extra flight tahun ini kami perkirakan alokasinya 5 persen. Tapi kalau ternyata diketahui ada lebih dari 5 persen, kami akan bekerjasama dengan maskapai-maskapai penerbangan untuk mencari pesawat terbang tambahan, supaya semua pemesanan bisa tertampung,” ungkap Agus.

Meski begitu, Agus mengatakan masalah keterlambatan penerbangan (delay) merupakan satu hal yang tidak bisa dihindari. Menurut Agus, delay di waktu operasional yang padat seperti saat mudik Lebaran biasanya terjadi karena ada banyak pesawat yang ingin terbang di jam-jam yang sama.

“Untuk itu, upaya dari kami adalah pemerataan waktu keberangkatan pesawat-pesawat sehingga tidak hanya terbang di jam sibuk. Oleh karena itu, waktu operasional bandara pun harus dibuka lebih panjang. Kami telah membuat kebijakan bandara-bandara destinasi mudik, buka lebih awal dan tutup lebih larut,” kata Agus.

Seperti diungkapkan Agus, setidaknya ada 7 bandara yang menjadi prioritas untuk dapat melayani para penumpang, baik dengan tujuan domestik maupun internasional di masa mudik. Ketujuh bandara itu adalah Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Bandara Kualanamu, Medan, Bandara Adi Sucipto, Yogyakarta, Bandara Juanda, Surabaya, Bandara Ngurah Rai, Denpasar, dan Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar.

Sebelumnya, jumlah pemudik dengan menggunakan pesawat terbang memang telah diprediksi melonjak. Menurut Direktur Utama PT Angkasa Pura I Danang Baskoro, faktor libur yang cukup panjang setelah Lebaran menjadi salah satu dampak meningkatnya para penumpang.

“Nah, ini Lebaran Sabtu-Minggu dan mereka itu cuti panjang. Prediksi saya naik. Tetapi ini tergantung juga dengan pengaruh cuaca. Kalau kondisi semua normal, prediksi kenaikan tujuh persen,” ujar Danang di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta pada 18 April lalu.

Baca juga artikel terkait LEBARAN atau tulisan lainnya dari Damianus Andreas

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Damianus Andreas
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Maya Saputri