Menuju konten utama

Ketahui Hal Penting Soal Pompa ASI, Cara Mencuci dan Menyimpan

Berikut ini hal-hal yang perlu diperhatikan menyusui bayi dengan metode e-pumping, termasuk cara mencuci alat pompa dan menyimpan ASI perah.

Ketahui Hal Penting Soal Pompa ASI, Cara Mencuci dan Menyimpan
Ilustrasi Pompa ASI. foto/istockphoto

tirto.id - Memberikan Air Susu Ibu (ASI) pada bayi tak melulu dengan cara menyusui secara langsung atau direct feeding tapi juga dengan metode exclusive pumping (e-pumping) atau menyusui secara tidak langsung.

Bagi sebagian orang, metode e-pumping dianggap lebih rumit dibanding menyusui langsung, karena harus mempersiapkan alat pompa ASI atau breast pump dan tempat penyimpanan. Apalagi ASI yang dipompa perlu dijaga agar tetap steril.

Dilansir dari laman Growing Your Baby, berikut hal-hal yang perlu diperhatikan ketika seorang ibu akan menyusui dengan metode e-pumping.

1. Pastikan alat pompa dan botol ASI dalam keadaan bersih

Pastikan semua alat pendukung yakni breast pump dan botol dalam keadaan bersih. Cuci tangan sebelum memulai memompa payudara.

Breast pump baru yang akan digunakan tetap harus dibersihkan dengan cara disterilkan. Caranya yaitu dicuci dengan sabun dan air hangat.

2. Berlatih memompa ASI

Pastikan sudah mempersiapkannya satu minggu sebelumnya sehingga tidak terburu-buru saat memompa.

Seringkali banyak ibu yang mengeluhkan sedikitnya produksi ASI saat dipompa. Sebenarnya ini hanya soal rutinitas yang harus diperbaiki.

Mulailah memompa dengan santai ketika bayi sedang tidur. Tidak perlu malu untuk latihan menggunakan breast pump terlebih dulu. Bila perlu, coba konsultasikan kepada orang sekitar yang sudah mengerti tentang penggunaan breast pump.

3. Pompa ASI di tempat kerja

Ketika bekerja, jangan lupa membawanya ke tempat kerja. Setidaknya, lakukan 3 kali pompa dengan shift 8 jam kerja.

Waktu ideal untuk memompa adalah 3 jam sekali. Tidak harus dengan durasi yang panjang, cukup 10 hingga 15 menit. Maksimalkan waktu istirahat agar stok ASI tercukupi.

4. Latih bayi gunakan botol ASI

Biasanya, bayi tidak mudah langsung menerima botol ketika sebelumnya terbiasa menyusu langsung.

Persiapkan waktu 3-4 minggu untuk latihan pergantian antara menyusu langsung dengan menggunakan botol.

Jika masih menemui kesulitan, sebaiknya konsultasikan dengan layanan laktasi. Beberapa rumah sakit biasanya menyediakannya.

5. Kenali warna serta tekstur ASI

ASI memiliki warna, aroma, serta konsistensi yang berbeda dari satu perahan ke perahan berikutnya. Hal ini sangat normal.

ASI yang pertama keluar adalah foremilk (air susu depan) dan biasanya cenderung encer. Foremilk memiliki kandungan karbohidrat, vitamin, protein, serta tinggi laktosa berfungsi untuk perkembangan otak bayi, sumber energi, dan mengatasi rasa haus pada bayi.

Sedangkan hindmilk (air susu belakang) memiliki konsistensi lebih kental dan mengandung lemak yang bisa mengenyangkan bayi serta menambah berat badan bayi.

Maka, sangat penting untuk memompa ASI hingga payudara terasa kosong. Karena bayi memerlukan foremilk maupun hindmilk.

Cara membersihkan pompa dan botol ASI

Sebagian ibu yang baru memulai metode e-pumping mungkin khawatir dengan kebersihan tempat penyimpanan ASI yang akan digunakan.

Dilansir dari laman Center for Disease Control and Prevention, berikut cara mensterilkan tempat penyimpanan dan pompa ASI.

1. Pastikan selalu mencuci breast pump dan botol sebelum dan setelah digunakan dengan air mengalir.

2. Sikat bagian corong pompa dan botol dengan sikat halus menggunakan sabun yang sesuai dengan food grade.

Pastikan untuk selalu membaca prosedur pembersihan, apakah produk yang kita gunakan tahan dengan panas atau tidak.

3. Setelah dibilas, sterilkan pompa dan botol dengan cara steam di microwave atau direbus dengan air. Pastikan tidak menempel langsung pada logam agar tidak meleleh. Jangan rebus lebih dari 5 menit.

4. Terakhir, letakkan semua perlengkapan pompa dan botol di atas kain bersih atau tisu hingga kering.

Jangan gunakan handuk atau kain yang mudah ditempeli debu untuk menepuk perlengkapan yang sudah kering, karena bisa memindahkan kuman.

Penyimpanan ASI perah

Setelah semua prosedur dipahami, perhatikan cara penyimpanan ASI perah dengan benar. Jangan sampai ASI yang telah terkumpul mendapat penanganan yang salah dan tidak bisa diminum oleh bayi.

Dilansir dari Womens Health, menyimpan ASI pada suhu ruang sekitar 25 derajat celsius bisa bertahan hingga 4 jam.

Jika disimpan di lemari pendingin, ASI bisa bertahan hingga 4 hari. Jika tidak akan menggunakan ASI dalam 4 hari ke depan sebaiknya masukan ASI ke dalam freezer, sehingga bisa bertahan hingga 3-6 bulan.

Sedangkan, jika sedang bekerja sebaiknya selalu membawa cooler bag beserta ice gel yang telah dibekukan, ASI akan bertahan selama 24 jam. Setelah sampai rumah bisa masuk ke dalam kulkas.

Selalu gunakan botol ASI atau gelas yang bebas BPA. Jangan lupa menutup dengan rapat.

Pastikan tidak mengisi botol atau gelas dengan sangat penuh karena ASI yang dibekukan akan cenderung menekan penutup botol atau gelas.

Baca juga artikel terkait CARA POMPA ASI atau tulisan lainnya dari Meigitaria Sanita

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Meigitaria Sanita
Penulis: Meigitaria Sanita
Editor: Yandri Daniel Damaledo