Menuju konten utama

Kedubes Palsu AS di Ghana Akhirnya Terbongkar

Setelah sepuluh tahun menerbitkan visa Amerikat Serikat secara ilegal, jaringan kejahatan yang mengoperasikan kedutaan besar palsu digrebek.

Kedubes Palsu AS di Ghana Akhirnya Terbongkar
Ilustrasi Visa. [Foto/Shutterstock]

tirto.id - Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) palsu yang beroperasi di Accra, Ghana, akhirnya ditutup oleh otoritas keamanan setempat. Sebuah jaringan kriminal asal Ghana dan Turki disebut sebagai dalang dari berdirinya kedubes palsu ini. Selama ini, mereka telah menerbitkan visa otentik AS yang didapatkan secara ilegal.

“Kedubes tersebut tidak dioperasikan oleh pemerintah Amerika Serikat, tetapi oleh orang-orang dari jaringan kejahatan Ghana dan Turki, serta seorang pengacara asal Ghana yang memiliki latar belakang hukum imigrasi dan hukum kriminal,” tulis pemerintah Amerika Serikat dalam sebuah pernyataanya, seperti dikutip TheGuardian pada Minggu (4/12/2016). Kedubes palsu ini telah beroperasi selama satu dekade.

Selama sepuluh tahun, kedubes abal-abal tersebut bertempat di pemukiman kumuh. Bangunannya menggunakan atap seng dan terpancang bendera AS di bagian luarnya. Di dalam bangunan itu juga tergantung potret presiden AS, Barack Obama. Seorang warga negara Turki yang fasih berbahasa Inggris dan Belanda berakting sebagai konsuler dan staff operasi yang dilengkapi laptop dan ponsel pintar.

Kedubes palsu ini juga dibuka tiga kali dalam seminggu di pagi hari. Mereka juga beriklan menggunakan billboard di Ghana, Togo, dan Pantai Gading. Klien mereka berasal dari seluruh Afrika Barat dan pada saat transaksi para korban tersebut diinapkan di hotel dekat bangunan kedubes.

Dengan penyamaran tersebut, jaringan kejahatan ini telah menerbitkan visa AS yang diperoleh secara ilegal dan dokumen identifikasi palsu. Salah satunya adalah penerbitan akta kelahiran seharga 6 ribu dolar AS atau setara 61 juta rupiah. Pada saat penggrebakan yang berujung pada penangkapan-penangkapan lain, ditemukan pula visa India, Afrika Selatan, dan Schengen asli dan palsu, serta paspor dari 150 negara lain.

“Para kriminal mampu membayar para pejabat korup untuk berpaling ke arah lain, serta memberikan dokumen kosong yang sah,” lanjut pernyataan dari pemerintah AS. Sayangnya, pernyataan itu tidak menyebutkan bagaimana jejaring jahat itu mendapatkan visa otentik atau berapa orang yang telah memasuki AS menggunakan visa asal kedubes palsu tersebut.

Proses investigasi juga mengungkap adanya kedubes palsu Belanda. Belum ada pernyataan resmi dari pemerintah Belanda mengenai hal ini. Divisi Investigasi Kriminal Ghana juga belum memberikan komentar langsung mengenai semua kasus ini.

Visa untuk negara-negara barat memiliki tingkat permintaan yang sangat tinggi di Afrika. Sehingga, pasar visa menjadi sasaran yang empuk bagi jaringan kejahatan terorganisir.

Baca juga artikel terkait KEDUBES PALSU atau tulisan lainnya dari Alexander Haryanto

tirto.id - Hukum
Reporter: Alexander Haryanto
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Alexander Haryanto