Menuju konten utama

Holding BUMN Migas Ditargetkan Terbentuk pada Awal 2018

Pembentukan Holding BUMN Migas akan segera menyatukan Pertamina dan PGN pada awal tahun depan.

Holding BUMN Migas Ditargetkan Terbentuk pada Awal 2018
(Ilustrasi) Direktur Utama PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk Jobi Triananda Hasjim (kanan) bertukar naskah dengan Direktur PT Pertamina (Persero) Yenni Andayani (kiri) disaksikan Deputi BUMN Bidang Energi, Logistik, Kawasan, dan Pariwisata Kementerian BUMN Edwin Hidayat (tengah) saat penandatanganan perjanjian kerja sama pembangunan dan pengoperasian bersama Pipa Transmisi Gas Duri-Dumai di Jakarta, Jumat (9/6/2017).ANTARA FOTO/HO/Rama.

tirto.id - Pemerintah menargetkan pembentukan Holding BUMN minyak dan gas (Migas) akan terealisasi pada triwulan I tahun 2018. Pembentukannya menyusul realisasi Holding BUMN Tambang pada akhir November lalu.

Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan, dan Pariwisata, Kementerian BUMN, Edwin Hidayat Abdullah, mengatakan Holding BUMN Migas akan terdiri dari PT Pertamina (Persero) dan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. Pertamina akan berperan sebagai induk holding dengan kepemilikan saham 100 persen akan menguasai PGN melalui pengalihan 57 persen kepemilikan saham.

Oleh karena peresmiannya baru dilakukan awal tahun depan, Edwin mengatakan bahwa proses pembentukan holding BUMN migas masih terus berlangsung. Sampai saat ini, prosesnya sendiri sudah sampai pada tahap penyelarasan final, serta telah melalui tahap harmonisasi dan pemutakhiran di level Kementerian BUMN dan Kementerian Keuangan.

Edwin berharap holding BUMN migas dapat memberikan nilai tambah bagi kedua perusahaan. Selain memperluas jangkauan gas kepada masyarakat, PGN juga direncanakan dapat menjadi perpanjangan tangan Pertamina dalam menjalankan kegiatan bisnis pada midstream dan downstream gas, termasuk di dalamnya transmisi dan distribusi gas alam.

“Dengan adanya PGN sebagai anak holding, diharapkan holding BUMN akan memiliki struktur neraca keuangan yang lebih kuat sehingga memperlancar tugas Pertamina untuk mewujudkan upaya pemerintah dalam program ketahanan energi,” kata Edwin di rilis resminya pada Kamis (7/12/2017).

Dia menjelaskan pembentukan holding ini untuk meningkatkan daya saing perusahaan negara di sektor migas. Menurut dia, kebutuhan gas nasional pada 2050 diprediksi naik 5 kali lipat dibanding sekarang. Peningkatan itu diiringi masih besarnya potensi ketergantungan Indonesia pada impor gas, harga gas yang melambung, dan ketidakseimbangan sumber gas.

“Dengan kombinasi keseimbangan BBM (Bahan Bakar Minyak) dan gas diharapkan ketahanan energi akan lebih baik,” ujar Edwin

Sebelumnya, Staf Khusus Menteri BUMN Wianda Pusponegoro menyatakan Holding BUMN Migas akan berfokus pada pembangunan pipa secara merata. Wianda menilai efisiensi dapat meningkat dengan adanya sinergi antara Pertamina dan PGN tersebut.

“Kami tidak perlu bingung membangun ruas-ruas pipa secara bersamaan antara dua perusahaan anggota, karena itu tidak efektif dari segi anggaran. Cukup satu saja,” ujarnya pada Selasa kemarin.

Baca juga artikel terkait HOLDING BUMN atau tulisan lainnya dari Damianus Andreas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Damianus Andreas
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Addi M Idhom