tirto.id - Tahukah kamu kalau kurma itu adalah salah satu buah tertua di dunia.
Menurut laman Yankes Kemkes, kurma atau bernama latin Phoenix dactylifera, tumbuh subur di daerah kering.
Selain itu, buah yang rasanya manis ini dapat mengembalikan energi dan mengganti elektrolit yang hilang selama kamu berpuasa.
Kurma juga kaya akan potasium atau kalium, sehingga kalau kamu rutin mengonsumsi kurma selama berbuka, maka detak jantungmu akan lebih terkontrol, otakmu akan berfungsi lebih baik, serta rasa lelah dan lemas selama berpuasa akan berkurang.
Luar biasa bukan manfaat buah yang kecil namun kaya manfaat ini. Inilah mengapa buah kurma jadi makanan yang amat dicari selama bulan Ramadhan ini.
Lalu alasan apa lagi yang menjadikan kurma sangat populer dikonsumsi saat berbuka?
Jenis-jenis Kurma, Nutrisi dan Manfaat Mengonsumsi Buah Kurma
Alasan utama mengapa kurma sangat populer sebagai makanan berbuka adalah karena kurma memiliki kandungan nutrisi dan bermanfaat baik bagi kesehatan tubuh.
Ada lebih dari 200 jenis kurma yang bisa dikonsumsi. Ratusan varietas kurma tersebut memiliki tekstur dan rasa yang berbeda-beda.
Jenis-jenis kurma di antaranya medjool, sukkari, piarom, barhi, ajwa, deglet noor, halawy, zahedy, rabi, kudri, dan lain-lain.
Berikut adalah kandungan nutrisi dan manfaat buah kurma seperti merujuk dari situs Siloam Hospitals dan Yankes Kemkes:
Buah kurma mengandung begitu banyak nutrisi. Dalam 100 gram kurma terkandung sekitar 280 kalori dan beberapa nutrisi lain, seperti:
- Kalori: 280
- Karbohidrat: 75 gr
- Gula: 65 gr
- Serat: 7–8 gr
- Protein: 2–2,5 gr
- Kalsium: 65 mg
- Zat besi: 1 mg
- Zinc: 0,5 mg
- Kalium: 650 ml
- Vitamin A: 150 IU
Sementara itu untuk manfaatnya, buah kurma berkhasiat untuk:
1. Mencukupi kebutuhan nutrisi dan kalori tubuh
Kurma mengandung kalori yang cukup tinggi karena mengandung gula alami, sehingga dapat memenuhi kebutuhan kalori harian.
Selain itu, kurma juga mengandung berbagai vitamin dan mineral, seperti vitamin A, B kompleks, vitamin C, E, K, kalsium, zat besi dan kalium yang dibutuhkan oleh tubuh.
2. Melancarkan sistem pencernaan.
Kurma memiliki kandungan serat yang cukup tinggi sehingga dapat mencegah konstipasi dan membuat gerakan usus besar lebih teratur.
3. Mencegah penyakit kronis.
Kandungan antioksidan yang cukup tinggi dalam kurma, dipercaya dapat membuat kamu terhindar dari beberapa penyakit kronis.
4. Menstabilkan gula darah dan pengganti gula yang lebih alami.
Kurma mengandung gula alami, sehingga rasanya sudah sangat manis. Jadi, kamu tidak perlu lagi mengonsumsi gula putih. Selain itu, kurma juga dapat menstabilkan level gula darah dalam tubuh.
5. Mengganti elektrolit tubuh yang hilang.
Kurma dapat menggantikan elektrolit tubuh yang hilang akibat berpuasa. Hal ini terjadi karena kurma mengandung kadar potasium yang tinggi yang merupakan salah satu unsur elektrolit yang dibutuhkan tubuh.
6. Melindungi tubuh dari peradangan.
Agar tubuh terlindungi dari peradangan, tubuh membutuhkan asupan antioksidan yang cukup, salah satunya dari polifenol. Buah kurma adalah buah yang kaya akan polifenol dibandingkan buah lain.
7. Meningkatkan kesuburan atau fertilitas.
Kurma memiliki kandungan asam amino dan seng yang dapat meningkatkan kesuburan, baik pada perempuan maupun pria.
8. Mencegah anemia atau kekurangan darah.
Dengan mengonsumsi kurma, anemia yang menyebabkan kamu mudah lelah dan pucat dapat dicegah.
Dengan makan kurma tiap hari, kamu akan mendapatkan dari kandungan zat besinya yang cukup tinggi, karena akan meningkatkan produksi sel darah merah.
Daftar Buah yang Baik Dikonsumsi untuk Buka Puasa Selain Kurma
Selain kurma, kamu juga bisa memilih alternatif buah lainnya, agar kamu tidak bosan, dan pilihan menu berbukamu lebih variatif.
Berikut adalah daftar buah yang baik kamu konsumsi untuk berbuka selain kurma, seperti merujuk dari laman RSUD Grati Pasuruan:
1. Semangka
Semangka mengandung 91% air sehingga sempurna untuk menggantikan cairan yang hilang dalam tubuhmu selama kamu berpuasa
Selain itu daging buah semangka juga mengandung likopen yang bekerja sebagai antioksidan.
Semangka juga mengandung citrulline dan arginine yang bermanfaat untuk menjaga kesehatan jantung dan mengurangi timbunan lemak yang menyebabkan kolesterol dan serangan jantung.
2. Melon
Melon adalah buah yang kaya akan kandungan air, serta rendah kalori. Mengonsumsi melon saat berbuka akan membuat tubuhmu kembali terhidrasi.
Meskipun rendah kalori, melon kaya akan serat, kalium, dan antioksidan, seperti vitamin C, beta-karoten, dan lycopene.
3. Buah berry
Buah berry, seperti strawberry dan blueberry kaya akan vitamin C yang sangat baik untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
Selain itu, buah berry juga baik untuk mencegah serangan jantung, meringankan risiko hipertensi, serta kandungan vitamin dan mineralnya akan meningkatkan kemampuan kognitif sehingga kamu tidak kehilangan fokus saat bekerja walaupun masih berpuasa.
4. Pisang
Pisang kaya akan karbohidrat yang akan membuatmu lebih lama kenyang. Selain itu pisang juga bermanfaat untuk melancarkan pencernaan dan mencegah heartburn.
5. Jeruk
Jeruk kaya akan kandungan Vitamin C dan mineral yang baik untuk tubuh.
Mengonsumsi jeruk akan memberikan rasa segar pada tubuh serta menjaga daya tahan tubuh dari berbagai penyakit seperti flu.
6. Alpukat
Kandungan lemak nabati yang cukup tinggi dalam alpukat akan membuat energi dalam tubuhmu makin meningkat.
7. Apel
Apel baik dikonsumsi saat berbuka karena apel rendah kalori dan tinggi serat. Dalam satu buah apel, sekitar 223 gram terdapat 116 kalori dan kandungan serat sekitar 5,4 gram.
8. Kiwi
Kiwi adalah buah yang kandungan fruktosanya cukup rendah dibandingkan buah lain. Hal ini akan membuat gula darah di dalam tubuh tidak mudah naik.
Selain itu kiwi juga kaya serat sehingga amat baik untuk kesehatan pencernaan. Jika kamu rutin makan kiwi, maka kamu akan jarang sembelit.
9. Markisa
Markisa adalah buah kaya serat yang akan memperlambat pencernaan. Akibatnya, kamu akan merasa kenyang lebih lama.
Selain itu, dalam satu buah markisa yang beratnya sekitar 28 gram terdapat 17 kalori, serat, vitamin C, vitamin A, zat besi, dan kalium.
Penulis: Lucia Dianawuri
Editor: Dhita Koesno
