Masuk tirto.id
tirto.id - Dalam proses pembelajaran, pertanyaan pemantik menjadi salah satu elemen penting dalam modul ajar yang dirancang untuk mengaktifkan keterlibatan peserta didik di dalam kelas. Bahkan pemantik dibutuhkan sejak awal pembelajaran.
Kehadiran pertanyaan pemantik bukan sekadar formalitas, melainkan strategi pedagogis untuk memunculkan rasa ingin tahu dan membantu peserta memusatkan perhatian pada topik utama pembelajaran. Hal itu membuat pembelajaran tidak hanya berlangsung satu arah, tetapi menjadi dialogis.
Pertanyaan pemantik dalam modul ajar berperan sebagai jembatan antara materi pelajaran dengan pengalaman atau bekal pengetahuan peserta didik. Guru bisa mengajak peserta dengan memberikan pertanyaan yang tepat sehingga peserta bisa merefleksikan hal-hal yang dekat dengan kehidupan mereka.
Selain itu, pertanyaan pemantik yang baik juga dapat merangsang diskusi di dalam kelas, menciptakan suasana belajar yang aktif, dan mendorong peserta didik lebih terlibat dalam proses menemukan solusi atau menjawab persoalan.
Karena itulah, guru perlu merancang pertanyaan dengan memperhatikan konteks peserta didik, tingkat perkembangan kognitif, serta tema pembelajaran yang sedang dibahas.
Contoh Pertanyaan Pemantik dalam Modul Ajar
Pertanyaan pemantik idealnya dimulai dengan mengaktifkan kembali memori atau pengetahuan awal siswa. Dengan cara ini, guru membantu siswa untuk mengaitkan materi yang akan dipelajari dengan apa yang telah mereka ketahui sebelumnya.
Pertanyaan pemantik yang dirancang tepat juga dapat memunculkan potensi berpikir kritis peserta didik. Hal ini sejalan dengan tujuan utama Kurikulum Merdeka yang menekankan pada pembelajaran berdiferensiasi dan penguatan karakter.
Dalam merumuskan pertanyaan pemantik, guru perlu memperhatikan sejumlah kriteria agar efektif. Pertama, pertanyaan pemantik sebaiknya bersifat terbuka, artinya tidak memiliki satu jawaban pasti sehingga dapat memicu diskusi dan eksplorasi lebih lanjut.
Kedua, pertanyaan tersebut harus menggambarkan inti dari topik pembelajaran yang sedang dibahas, sehingga siswa diarahkan untuk fokus pada konsep utama. Selain itu, pertanyaan yang baik akan menimbulkan pertanyaan baru di benak siswa, mendorong rasa ingin tahu dan eksplorasi mandiri.
Terakhir, pertanyaan pemantik perlu membahas hal yang konseptual, bukan sekadar fakta atau informasi permukaan, agar mampu mengembangkan pemahaman mendalam dan pemikiran kritis.
Strategi ini tidak hanya memudahkan siswa memahami konteks pembelajaran, tetapi juga membuat mereka merasa lebih percaya diri karena menemukan keterkaitan antara pengalaman belajar masa lalu dan materi baru.
Setelah itu, pertanyaan diarahkan untuk mendorong siswa menyadari pencapaian belajar mereka dan merefleksikan apa yang sudah dipahami dan apa yang belum.
Harapannya, mereka akan lebih siap untuk menerima materi baru secara aktif. Berikut 15 contoh pertanyaan pemantik dalam modul ajar:
- Ada yang pernah dengar sedikit tentang materi kita hari ini?
- Apa hal baru yang kamu pelajari hari ini?
- Apa istilah baru yang kamu baru dengar hari ini?
- Menurutmu, mengapa topik ini penting untuk dipelajari?
- Apa yang kamu rasakan setelah menerima materi pembelajaran hari ini?
- Dari semua yang kamu pelajari hari ini, mana yang paling menarik bagimu? Mengapa?
- Jika kamu harus menjelaskan pelajaran hari ini kepada temanmu, kamu akan mulai dari mana?
- Apa yang bisa kamu lakukan dalam kehidupan sehari-hari dengan ilmu yang baru kamu pelajari ini?
- Adakah hal yang masih membuat kamu bingung atau penasaran?
- Menurutmu, bagian mana dari cara mengajar yang bisa dibuat lebih menarik?
- Apa yang bisa guru lakukan agar pelajaran ini lebih mudah dipahami?
- Jika kamu yang jadi guru, apa yang akan kamu lakukan agar pelajaran lebih seru?
- Menurutmu, apa hubungan materi ini dengan pelajaran sebelumnya?
- Bagian mana dari pelajaran hari ini yang membuatmu penasaran untuk tahu lebih banyak?
- Dari pelajaran hari ini, topik apa yang ingin kamu eksplorasi lebih lanjut pekan depan?
Penulis: Wulan AE
Editor: Wisnu Amri Hidayat
