Menuju konten utama

Bertahan di Atas Puing-puing Bangunan

Kampung Akuarium pun hanya tersisa puing puing bangunan, sementara warga yang masih bertahan lainnya menjalankan aktivitas keseharian di tenda-tenda yang menjadi tempat tinggal warga sekarang, beserta sebuah mushola yang didirikan lagi oleh para warga sebagai tempat beribadah dan berkumpul.

Bertahan di Atas Puing-puing Bangunan
undefined
2016/08/08/TIRTO-bertahan-di-atas-puing---puing-bangunan-02.JPG
undefined
2016/08/08/TIRTO-bertahan-di-atas-puing---puing-bangunan-03.JPG
undefined
2016/08/08/TIRTO-bertahan-di-atas-puing---puing-bangunan-04.JPG
undefined
2016/08/08/TIRTO-bertahan-di-atas-puing---puing-bangunan-05.JPG
undefined
2016/08/08/TIRTO-bertahan-di-atas-puing---puing-bangunan-06.JPG
undefined
2016/08/08/TIRTO-bertahan-di-atas-puing---puing-bangunan-07.JPG
undefined
2016/08/08/TIRTO-bertahan-di-atas-puing---puing-bangunan-08.JPG
undefined
2016/08/08/TIRTO-bertahan-di-atas-puing---puing-bangunan-09.JPG
undefined
2016/08/08/TIRTO-bertahan-di-atas-puing---puing-bangunan-10.JPG
undefined
2016/08/08/TIRTO-bertahan-di-atas-puing---puing-bangunan-11.JPG
undefined
Matahari mulai condong ke barat, teriknya pun berangsur-angsur meredup, namun tidak dengan semangat Warga Kampung Akuarium, Kelurahan Penjaringan, Jakarta Utara.

Canda tawa menghiasi keseharian mereka, keceriaan anak-anak tak pudar dari wajah mereka.

Kampung yang terletak di dekat Pelabuhan Sunda Kelapa, kawasan ini tampak tertutup puluhan kapal motor besar berbahan dasar kayu apabila dilihat dari sisi laut.

Kawasan itu dulunya merupakan sebuah laboratorium laut yang dibangun pada tahun 1919 dan dikenal dengan sebutan Aquarium, namun berangsur-angsur berubah menjadi perkampungan warga dan disebut Kampung Akuarium.

Kini perkampungan tersebut telah rata dengan tanah dan hanya tersisa puing-puing bangunan.

Tepatnya Senin 11 April 2016, Pemprov DKI Jakarta menggusur kurang lebih sekitar 800 bangunan dari kawasan Pasar Ikan dan Kampung Akuarium, yaitu RT01, RT11, dan RT12‎/RW04.

Kampung Akuarium pun hanya tersisa puing puing bangunan, sementara warga yang masih bertahan lainnya menjalankan aktivitas keseharian di tenda-tenda yang menjadi tempat tinggal warga sekarang, beserta sebuah mushola yang didirikan lagi oleh para warga sebagai tempat beribadah dan berkumpul.

Sebuah gugatan juga direncanakan untuk ganti rugi karena warga menganggap Pemprov DKI Jakarta telah menggusur tanpa mengajak warga berdialog dan warga hanya mendapat surat pemberitahuan seminggu sebelum eksekusi.

Sementara Pemprov DKI Jakarta mencoba menawarkan kepindahan warga ke rumah susun untuk menjadikan kawasan tersebut sebagai bagian dari wisata maritim internasional, namun warga keberatan dengan lokasi baru yang tidak menjamin mata pencaharian mereka dan uang sewa rusun yang dianggap memberatkan.

Mereka pun bertahan di atas puing-puing.


Foto dan Teks: Aprillio Akbar
Baca juga artikel terkait FOTO-TIRTO atau tulisan lainnya

Editor: Taufik Subarkah