tirto.id - Pemain asing asal Liberia, Edward Wilson Junior mengibarkan bendera negaranya paska kemenangan Persipura Jayapura atas PSM Makassar di final Torabika Soccer Championship (TSC) 2016, Ahad (18/12/2016). Peristiwa ini memicu aksi tarik-menarik antara anggota Kepolisian Resor Jayapura dan Edward Wilson Junior. Bendera yang mirip dengan bendera Bintang Kejora milik kelompok separatis Papua tersebut rupanya menimbulkan kepanikan.
“Ini bendera negara saya,” kata Edward sambil menarik bendera yang ditarik oleh anggota kepolisian, seperti dilansir oleh Antara.
Adu tarik-menarik bendera ini terjadi kala kemenangan Persipura Jayapura atas PSM Makassar dengan skor 4-2 pada lanjutan turnamen Torabika Soccer Championship. Edward Junior yang merupakan pemain asal Liberia keluar dari ruang ganti dan melakukan selebrasi kemenangan dengan mengibarkan bendera negaranya ke arah penonton.
Bendera dengan garis-garis putih merah dan bintang besar dalam kotak biru di ujung bendera rupanya memicu reaksi keras dari polisi yang berjaga. Hujan yang mengguyur lapangan nampaknya membuat polisi yang berjaga kurang jeli melihat. Mereka menyangka Edward sedang melakukan aksi untuk memprovokasi gerakan separatis Papua Merdeka kepada penonton yang datang.
Bendera Bintang Kejora yang digagas oleh kelompok separatis Papua tersebut memang mirip dengan bendera Liberia. Bedanya, bendera Bintang Kejora memiliki corak garis putih-biru dengan kotak warna merah dan bintang putih di dalamnya. Bendera tersebut menjadi perlambang kebebasan Papua Merdeka.
Ricardo Salampessy, salah satu pemain Persipura mengatakan bahwa insiden tersebut tidak berpengaruh banyak. Edu, panggilan akrab Edward, tidak melakukan kesalahan dan tidak ditangkap. Menurutnya, kejadian tersebut hanyalah salah paham dan tidak ada tindak lanjut dari kejadian tersebut.
“Ooo, itu hanya salah paham aja kok, Mas. Polisi menyangka bendera negara Liberia seperti bintang Kejora. Jadi sempat terjadi salah paham. Cuma itu aja. Edu ga ditangkap, ga ada bentrokan juga,” katanya kepada tirto.id, Senin (19/12).
Sebenarnya, kejadian ini terjadi bukanlah tanpa alasan. Sampai sekarang, Indonesia masih mewaspadai gerakan yang berusaha memecah belah kesatuan negara Republik Indonesia ini. Bendera Bintang Kejora, terakhir dibicarakan adalah pada saat 1 Desember lalu. Rikwanto selaku Karopenmas Divhumas Polri mengatakan bahwa Polri mewaspadai pengibaran bendera bintang Kejora di tanggal yang bertepatan dengan hari ulang tahun Organisasi Papua Merdeka (OPM) itu.
“Itu agenda rutin yang pasti kita amankan, kita jaga dengan pihak TNI, supaya yang menjadi kalender mereka itu berlangsung tidak menjadikan suasana gaduh,” katanya.
Nampaknya, Indonesia sendiri masih dalam kondisi siaga, karena sosialisasi OPM masih sangat kental disuarakan di Eropa.
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Agung DH