Menuju konten utama
Periksa Fakta

Benarkah Xi Jinping Kagum pada Tol Bambu Buatan Indonesia?

Beredar video yang mengklaim Presiden RRT Xi Jinping kagum akan tol bambu yang dibangun Indonesia.

Benarkah Xi Jinping Kagum pada Tol Bambu Buatan Indonesia?
Header Periksa Fakta: Benarkah Xi Jinping Kagum Pada Tol Bambu Laut Dari Indonesia. tirto.id/Mojo

tirto.id - Pada 11 Januari, sebuah klaim mengenai tol Semarang-Demak dan kaitannya dengan Presiden Republik Rakyat Tiongkok (RRT) Xi Jinping tersebar di media sosial Facebook. Unggahan tersebut dibagikan oleh laman bernama "Asal Bahagia" (tautan). Laman itu membagikan video berdurasi 6 menit 20 detik.

Pada unggahan tersebut, laman ini menuliskan deskripsi: "Pertama di dunia !Tol Bambu ditengah Laut!! Xi Jinping kagum melihat kemegahan Tol Bambu ditengah Laut yg dibangun Indonesia!!"

Sebelumnya, perlu diketahui bahwa tol Semarang-Demak juga sering disebut tol bambu, karena menggunakan bahan bambu dalam pembangunannya. Pasalnya, menukil dari indonesia.go.id, jalan tol ini sekaligus berfungsi sebagai tanggul laut untuk mencegah banjir saat pasang laut (rob) menuju ke daratan Kota Semarang. Di sinilah bambu berperan sebagai bahan berdirinya struktur tanggul sekaligus konstruksi jalan tol. Batang-batang bambu dibentuk seperti matras atau dihamparkan; ada pula yang ditancapkan.

Periksa Fakta Xi Jinping Kagum Pada Tol Bambu Laut

Periksa Fakta Benarkah Xi Jinping Kagum Pada Tol Bambu Laut Dari Indonesia. foto/Hotline periksafakta tirto

Kembali ke unggahan, deskripsi itu juga diletakkan sebagai teks di bagian bawah video dan muncul dari awal hingga akhir video. Sejak dibagikan hingga 17 Januari, video ini telah disaksikan hingga 2,8 juta kali, mendapat seribu komentar, dan sebanyak 28 ribu reaksi.

Lalu, bagaimanakah asal usul video ini? Benarkah Presiden Xi Jinping menyatakan kagum terhadap tol Semarang-Demak?

Penelusuran Fakta

Pertama, Tirto juga melakukan background check terhadap laman "Asal Bahagia" yang membagikan klaim terkait tol Semarang-Demak dan Presiden Xi Jinping ini.

Laman Facebook ini memiliki 22 ribu lebih pengikut dan sekitar 10,5 ribu orang menyukai laman ini. Akun ini biasa membagikan konten terkait kabar jenderal-jenderal polisi dan militer yang telah pensiun. Misalnya, laman ini membagikan video tentang Jenderal (Purn) Idham Azis, Mantan Kapolri Jenderal Badrodin Haiti, hingga Jenderal Kivlan Zen.

Kemudian, Tirto mengecek beberapa kalimat yang disebut narator video. Tim Tirto menggunakan mesin pencarian Google untuk mengecek kalimat pertama yang disampaikan narator, yakni “Siapa sangka bambu yang diketahui hanya merupakan bahan mebel dan konstruksi sederhana rumah hunian…”

Melalui kata kunci tersebut, Tirto menemukan bahwa video serupa juga dibagikan lewat YouTube “Beda Nggak”. Saluran YouTube ini sendiri memiliki sekitar 2,59 juta pengikut dan video ini telah ditonton hingga 358 ribu kali per 17 Januari. Video ini sendiri dibagikan pada 29 Desember 2022.

Setelah menyaksikan keseluruhan isi video, Tirto tak menemukan satu pun kalimat yang menyebut Presiden RRT Xi Jinping. Kami juga tak menemukan keyframe video yang menunjukkan presiden negara tirai bambu tersebut.

Bagian pertama yang dijelaskan oleh video adalah deskripsi mengenai proyek tol bambu itu sendiri. Narator video mengatakan bahwa tol bambu ini merupakan inovasi dari PT Lapi ITB. Informasi ini pun akurat, proyek jalan tol Semarang-Demak didukung oleh PT Lapi ITB selaku perencana Rincian Teknik Akhir Jalan Tol Semarang-Demak seksi 1.

Kemudian, menurut informasi dari Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), tol Semarang-Demak terdiri dari Seksi 1 yang dibangun dari Semarang hingga Kecamatan Sayung, Demak dan Seksi 2 yang dibangun sepanjang Kecamatan Sayung hingga Semarang. Tol ini akan dibangun sepanjang 10,09 km pada Seksi 1 dan 16,31 km pada Seksi 2.

Progres pembangunan tol sendiri telah mencapai 99,19 persen pada Seksi 2 yang menurut BPJT sudah beroperasi pada November 2022. Sementara untuk Seksi 1 direncanakan beroperasi setelah 2024. Pembangunan tol ini sendiri memakan biaya hingga Rp 5,44 triliun.

Narator video juga menyebutkan informasi mengenai bahan dari bambu yang digunakan dengan mengutip Jpnn.com. Seperti disampaikan narator, Andi Kurnia Kartawiria merupakan insinyur yang memimpin perancangan fondasi bambu jalan tol. Andi menjelaskan secara singkat bagaimana bambu itu digunakan. Yakni lapisan bambu dihamparkan di jalan tol antara Semarang-Demak. Lapisan bambu yang digunakan berjumlah 10 juta batang yang ditanam dengan panjang 10 meter dan diameter 10 cm.

Selain itu, juga disampaikan cara membangun tol tersebut. Masih dari Jpnn, bambu digunakan untuk mengatasi struktur tanah di lokasi pembangunan, yakni kondisi tanah lembek. Karena tanah pada kondisi pembangunan merupakan tanah tambak yang selalu tergenang air laut di saat pasang (rob).

Kemudian, ada dua macam teknik penggunaan bambu pada pembangunan tol ini. Yakni bambu yang ditancapkan dan bambu yang dihamparkan.

Andi juga menjelaskan bahwa bambu tersebut tidak akan lapuk. Asal di bawah tanah itu tidak terjadi perubahan ekstrem dari basah ke kering," jelas Andi, menukil Jpnn.

Menukil dari situs Pu.go.id, tol laut yang terbuat dari bambu ini merupakan konstruksi yang pertama kali digunakan di Indonesia. Hal ini tentunya menjadi tantangan bagi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dalam pelaksanaannya. Tantangan berat lainnya adalah pada proses pengadaan tanah yang masih terbentur pada pelaksanaan penentuan tanah musnah dan regulasi atau payung hukum yang belum terbit terkait penanganan dampak sosial atas tanah musnah dalam rangka pembangunan untuk kepentingan umum.

Kesimpulan

Berdasarkan penelusuran fakta yang dilakukan, tidak terdapat informasi mengenai Presiden RRT Xi Jinping yang disebut kagum terhadap pembangunan jalan tol Semarang-Demak yang pembangunannya melibatkan bahan bambu.

Informasi yang dibagikan oleh laman Facebook "Asal Bahagia" bersifat salah dan menyesatkan (false & misleading).

Baca juga artikel terkait PERIKSA FAKTA atau tulisan lainnya dari Irma Garnesia

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Irma Garnesia
Editor: Farida Susanty