Menuju konten utama
Serangan Kelompok Bersenjata

134 Warga Terbunuh di Mali, dari Ibu Hamil hingga Anak-Anak

Sebanyak 134 warga Mali terbunuh dalam serangan kelompok bersenjata yang diduga merupakan anggota Al-Qaeda.

134 Warga Terbunuh di Mali, dari Ibu Hamil hingga Anak-Anak
ilustrasi senjata api. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Sekelompok pria bersenjata yang menyamar menjadi pemburu tradisional membunuh sekitar 134 orang, termasuk perempuan dan anak-anak pada Sabtu (23/3/2019). Penyerangan ini diduga memiliki keterkaitan dengan kelompok Al-Qaeda dan ISIS.

ABC News mewartakan bahwa sekelompok pria bersenjata berpakaian seperti pemburu tradisional Donzo, mengitari dan menyerang Desa Ogossagou.

Desa lainnya, yaitu Welingara juga diserang, menyebabkan beberapa orang meninggal namun belum dapat dipastikan berapa orang.

Pihak keamanan mengatakan bahwa korban meninggal termasuk wanita dan anak-anak, serta lansia. Selain itu, kepala desa dan cucu-cucunya juga termasuk korban meninggal.

Sebuah video grafis menunjukkan bahwa serangan Sabtu lalu juga melibatkan pembakaran rumah-rumah warga sipil.

Serangan ini diduga berkaitan dengan Al-Qaeda yang bertanggungjawab atas penyerangan minggu lalu yang membunuh 23 tentara, yang menyatakan bahwa aksi tersebut adalah balas dendam Al-Qaeda atas tindak kekerasan tentara Mali terhadap militan Al-Qaeda.

Kelompok Jihad yang berhubungan dengan Al-Qaeda dan ISIS telah lama berselisih dengan masyarakat Mali dan sekitarnya, termasuk Burkina Faso dan Niger selama beberapa tahun. Kelompok tersebut secara masif merekrut anggota-anggota baru dan memperluas wilayah dengan brutal.

Aljazeera melaporkan bahwa perwakilan PBB yang berkunjung ke Mali setelah kejadian tersebut memastikan bahwa ada 55 korban terluka lainnya disamping korban meninggal.

“Sekjen [PBB, Antonio Guterres] terkejut dan marah mendengar laporan 134 penduduk, termasuk perempuan dan anak-anak terbunuh,” kata Farhan Haq, juru bicara Guterres. Ia menambahkan agar pemerintah Mali segera mengnvestigasi kejadian dan membawa tersangka ke pengadilan.

Wilayah Fulani dan sekitarnya sering terjadi penyerangan. Misi PBB di Mali, MINUSMA, menyediakan dukungan udara untuk mencegah adanya serangan lanjutan dan memberi pendampingan evakuasi tehadap korban luka.

Kejadian ini terjadi saat delegasi PBB, yang biasanya berada di Mali karena seringnya terjadi penyerangan oleh Jihad, sedang berkunjung ke wilayah Sahel untuk melakukan pengawasan keamanan. Perwakilan PBB telah bertemu dan berbincang dengan Soumeylou Boubeye Maiga, Perdana Menteri Mali terkait kejadian ini.

Pemburu Donzo adalah bagian dari etnis Bambara, elompok etnis terbesar di Mali. Etnis ini tersebar dari wilayah Sahel dan Afrika Barat.

Serangan Sabtu lalu berangkat dari perselisihan antara komunitas Donzo dan Fulani, yang juga disebut Peul yang disebabkan oleh perebutan tanah gembalaan dan beberapa mata air. Januari lalu, pemburu Donzo dituduh bersalah atas terbunuhnya 37 orang di desa Fulani.

Perselisihan ini kemudian ditunggangi oleh kelompok Al-Qaeda dan kelompok yang bertalian dengan ISIS untuk perekrutan anggota dan pelaksanaan aksi terorisme di daerah tersebut.

Baca juga artikel terkait SERANGAN MALI atau tulisan lainnya dari Anggit Setiani Dayana

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Anggit Setiani Dayana
Editor: Yantina Debora

Artikel Terkait