Menuju konten utama

120 Ribu Pekerja Industri Hiburan Kehilangan Kerja karena COVID-19

Sekitar 120 pekerja di industri hiburan kehilangan pekerjaan mereka akibat wabah global corona COVID-19. 

120 Ribu Pekerja Industri Hiburan Kehilangan Kerja karena COVID-19
Ilustrasi Virus Corona. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Sekitar 120 ribu pekerja industri hiburan tingkat bawah kehilangan pekerjaannya akibat pandemi corona COVID-19.

Dilansir dari Variety, jumlah tersebut mewakili 80 persen dari 150 ribu anggota the International Alliance of Theatrical Stage Employees (IATSE) atau Aliansi Internasional Karyawan Panggung Teater.

The International Cinematographers Guild (ICG) atau Persatuan Sinematografer Internasional yang juga berada dalam naungan IATSE, mengungkapkan pesan di buletin mingguan pada Selasa (17/3/2020).

"Pada saat Anda selesai membaca mingguan ini, keadaan yang kita alami akan berubah," kata pesan itu.

“Kami menulis untuk memberi tahu Anda hal yang kami ketahui saat ini, dan hal yang kami kerjakan setelah kami juga menutup produksi seperti di belahan dunia yang lain. Para pekerja serta keluarganya bertanya tentang masa depan mereka. IATSE melaporkan bahwa penutupan pandemi telah mengakibatkan hilangnya 120 ribu pekerjaan yang dipegang oleh 150 ribu anggotanya. Sangat penting bahwa industri kita dimasukkan dalam paket bantuan federal yang tertunda. ”

Pesan tersebut ditandatangani oleh John Lindley selaku presiden nasional ICG, direktur eksekutif nasional Rebecca Rhine, dan 10 pejabat dan eksekutif lainnya.

"Meskipun beberapa anggota kami dibayar hingga dua minggu setelah pertunjukan mereka ditutup, berdasarkan krisis kesehatan yang kita hadapi sekarang, sangat tidak mungkin produksi akan dilanjutkan setelah periode waktu yang begitu singkat," kata pesan itu.

“Masalah ini kemungkinan akan berlanjut selama berbulan-bulan, bukan berminggu-minggu, dan kekhawatiran kami tentang kesehatan, manfaat, dan stabilitas ekonomi juga dimiliki oleh seluruh anggota. Kesehatan dan keselamatan Anda serta kesejahteraan keluarga Anda sangat penting bagi kami."

Dilansir dari Deadline, ada keadaan yang berbeda dalam penanganan penghentian produksi dalam industri hiburan ini.

Bagi pekerja berstatus tetap, mereka akan mendapatkan pesangon dua minggu penuh sejak pemberhentian produksi.

Sementara pekerja selain itu tidak mendapatkan uang dan hanya mendapat janji bahwa mereka akan kembali bekerja apabila produksi dilanjutkan di kemudian hari. Untuk gaji para talenta terlindungi oleh kontrak.

Sebagian besar pekerja hiburan yang terdampak berasal dari Hollywood. Namun IATSE juga mencakup acara live televisi, konvensi, dan semua bisnis yang dihadapi orang-orang yang sangat terpukul oleh wabah coronavirus.

Dewan Eksekutif Umum IATSE menyetujui sumbangan sebesar 2,5 juta dolar Amerika Serikat dari tiga badan amal hiburan yaitu Dana Aktor, Dana Film dan Televisi, dan Dana Aktor Kanada.

Matt Loeb, Presiden IATSE, mengatakan bahwa sumbangan itu sangat tepat sebagai mitra untuk membantu mereka yang mengalami kesulitan akibat krisis kesehatan saat ini.

Loeb melalui IATSE telah bergabung dengan para pemimpin serikat pekerja lainnya dalam menyerukan pemerintah federal untuk memberlakukan "bantuan darurat" bagi ribuan pekerja industri hiburan yang telah kehilangan pekerjaan akibat COVID-19.

Secara khusus, dia menyerukan langkah-langkah baru untuk memastikan kelangsungan jaminan kesehatan, meningkatkan dan memperluas tunjangan pengangguran, cacat, dan kompensasi pekerja.

Loeb juga menyerukan perihal pemberikan cuti darurat yang dibayar untuk pekerja industri akibat penutupan berbagai produksi di seluruh belahan dunia.

Baca juga artikel terkait INDUSTRI HIBURAN TERDAMPAK COVID-19 atau tulisan lainnya dari Sirojul Khafid

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Sirojul Khafid
Penulis: Sirojul Khafid
Editor: Yandri Daniel Damaledo