Menuju konten utama

Menekan Penularan COVID-19

Protokol Kesehatan, Vaksinasi, dan Testing Secara Ilmiah Terbukti Menekan Penularan COVID-19.

Menekan Penularan COVID-19
Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin dosis ketiga atau booster COVID-19 kepada warga di Jiexpo Kemayoran, Jakarta, Jumat (21/1/2022). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/aww.

tirto.id - Saat berhadapan dengan lonjakan kasus COVID-19 yang sebagian besar akibat penularan varian Omicron, masyarakat diimbau agar tenang dan bijak menyikapi perkembangan kasus. Sebagian besar pasien terpapar COVID-19 varian Omicron bergejala ringan dibandingkan dengan varian lainnya.

“Jadi memang dunia berhadapan dengan varian baru yang penularannya sangat cepat. Namun spektrumnya memang sebagian besar bergejala ringan hampir 80%, meski sampai 20% ada juga yang bergejala sedang, berat bahkan ada yang sampai meninggal dunia,” jelas Tjandra Yoga AditamaDirektur Pasca Sarjana Universitas YARSI.

Jika jumlah kasusnya meningkat tinggi sekali, maka tentu yang dirawat di rumah sakit bisa juga tinggi, sehingga masyarakat perlu menyikapinya dengan bijak dengan membatasi kegiatan sosial mereka dan memperketat protokol kesehatan. “Amerika sudah membandingkan data antara kasus Omicron dan Delta, dan perbandingannya kasus 5 kali lebih banyak dari Delta. Karena jumlahnya lima kali lebih banyak, pasien rumah sakit menjadi 1,8 kali lebih banyak daripada kasus Delta,” jelas Tjandra.

Paling penting saat ini adalah pencegahan dan penguatan 3T, serta perluasan cakupan vaksinasi. Vaksinasi menurut Tjandra jelas bermanfaat untuk mencegah pasien yang terinfeksi Omicron bergejala berat dan masuk rumah sakit. Persiapan tempat tidur rumah sakit sudah dilakukan pemerintah untuk mengantisipasi lonjakan kasus dan juga memastikan ketersediaan obat dan alat bantu medis lainnya. Perlu diperhatikan jaminan ketersediaan petugas kesehatan dan juga keamanan petugas pekerja di rumah sakit.

“Pelayanan kesehatan harus diketahui oleh masyarakat bukan hanya rumah sakit. Bisa perawatan di rumah, di puskesmas, maupun klinik. Ini harapannya bisa memperkuat jaringan pelayanan kesehatan agar masyarakat tidak terpaku dengan rumah sakit. Jadi sistem rujukan yang teratur harus lebih baik polanya,” saran Tjandra.

Sebagian besar pasien COVID-19 Omicron ini diakui Tjandra akan baik-baik saja, tapi jangan abai untuk monitor pasien isolasi mandiri ini, kalau-kalau ada gejala yang lebih parah agar cepat ditangani. Hal paling penting untuk dilakukan saat ini adalah mempercepat vaksinasi lansia di Indonesia karena cakupannya yang masih perlu diperluas lagi dan merupakan kelompok paling berisiko saat terinfeksi virus ini.

“Ada tiga upaya untuk menekan penyakit COVID-19. Sudah jelas secara ilmiah terbukti pembatasan sosial, testing dan telusur, serta vaksinasi akan efektif menekan penularan. Masyarakat harus memperketat protokol kesehatan karena varian Omicron lebih menular dari varian sebelumnya”, tegas Tjandra.

Baca juga artikel terkait OMICRON

Sumber: pers rilis