Menuju konten utama
05 Januari 2014

Slamet Gundono Mendobrak Pakem - Mozaik Tirto

Alunan kentrung.  
Rumput-rumput berbincang
di tengah panggung.

Slamet Gundono Mendobrak Pakem - Mozaik Tirto
Slamet Gundono lahir di Tegal pada 19 Maret 1966 dari pasangan Ki Suwati dan Sumarti. Mulanya, namanya hanya Gundono. Embel-embel “Slamet” diberikan gurunya semasa duduk di bangku sekolah dasar. Untuk menghormati pemberian tersebut, ia lantas mengubah nama yang tercatat di aktenya dengan “Slamet Gundono.”

Usai lulus pesantren, Gundono memutuskan untuk melanjutkan pendidikan ke Institut Kesenian Jakarta dan mengambil jurusan teater. Tak lama berselang, ia pindah ke Sekolah Tinggi Seni Indonesia—sekarang ISI—Surakarta guna mengambil fokus pada pedalangan.

Tahun 1995. Kala itu, Gundono tampil perdana di hadapan publik dalam ajang Festival Greget Dalang. Dalam lakonnya, Gundono “membunuh” lima anggota Pandawa. Bayangkan, Pandawa yang bagi sebagian besar masyarakat Jawa adalah juru selamat, pahlawan, simbol kebaikan, serta penepis angkara murka, dibunuh dalam sekali kesempatan.

Baca selengkapnya:
Slamet Gundono: Dalang Santri yang Berani Membunuh Pandawa
Baca juga artikel terkait WAYANG atau tulisan lainnya dari Riva

Editor: Riva