Menuju konten utama

Permainan Tradisional Jawa Barat dari Bebeletokan hingga Honghongan

Ada beberapa permainan tradisional Jawa Barat yang memiiki ciri khas, antara lain: Bebeletokan, bedil Sorolok, hingga Ucing Kuriling.

Permainan Tradisional Jawa Barat dari Bebeletokan hingga Honghongan
Pelajar tingkat Sekolah Dasar (SD) bermain hadang saat mengikuti festival permainan tradisional anak Indonesia di Banda Aceh, Aceh, Minggu (26/11/2017). ANTARA FOTO/Irwansyah Putra

tirto.id - Indonesia kaya akan permainan tradisional yang tersebar di berbagai daerah. Masing-masing daerah di Indonesia memiliki ciri khas permainan tradisional sendiri, termasuk di Jawa Barat. Di Jawa Barat terdapat beberapa permainan tradisional seperti Bebletokan, Honghongan, Ucing Kuriling, Pacublak-cublak Uang, Oray - orayan, dan lain-lain.

Bebeletokan

Dilansir dari laman resmi disparbud Jawa Barat, Bebeletokan adalah permainan anak-anak yang menghasilkan suara tok dari bilah bambu kecil yang disumbat dan ditekan dari atas. Cara kerja permainan ini seperti pistol, hanya saja terbuat dari bambu. Pelurunya bisa terbuat dari daun – daunan atau kertas yang dihancurkan. Jika menggunakan kertas suara yang keluar akan lebih keras.

Galah Burulu

Selanjutnya ada Galah Burulu, bisa disebut Ucing pegat, adalah permainan jenis “kucing-kucingan” dan salah seorang peserta berperan seperti kucing yang menjadi penjaga garis. Peserta lainnya berusaha untuk melewati garis tersebut. Jika peserta lain terkena tangan ‘kucing’, maka akan berganti menjadi kucing. Untuk menentukan siapa yang akan menjadi kucing, dilakukan undian atau hom pimpah.

Honghongan

Honghongan adalah permainan yang membutuhkan beberapa orang. Pada dasarnya permainan ini hampir sama dengan petak umpet. Perbedaannya adalah saat menentukan “ucing” atau penjaga, biasanya dilakukan dengan menyanyikan bait, Jong-jang ma-yang tam-pe-fe tam-pa ge-dang Bo-rgen tie-yeng. di-be-re bun-tut be-fang. Atau 8an-ben-ban-ta a- ya u-cing na- ka-re-ta ba-kaf u-cing bu-dak e-ta.

Peserta yang mendapatkan kata terakhir dari bait tersebut akan menjadi ucing. Kemudian yang lainnya akan berlari dan bersembunyi. Permainan ini berlanjut hingga penjaga menemukan semua orang yang bersembunyi. Dengan cara memukulkan bilah bambu ke batok kelapa.

Bedil Sorolok

Bedil Sorolok adalah mainan yang terbuat dari pelepah daun pisang yang disayat, dengan membengkokkan pangkalnya. Cara memainkannya dengan menghentakkan punggung kedua tangan di hasil sayatannya. Sehingga pelepah pisang akan kembali pada posisi semula, dan menghasilkan bunyi “sorolok”.

Ucing Kuriling

Kemudian ada Ucing Kuriling, permainan ini bisa dimainkan oleh banyak orang. Hal pertama yang harus dilakukakn adalah membuat lingkaran dengan diameter 4 sampai 5meter. Semua peserta berada di dalam lingkaran, sementara kucing berada di atas lingkaran. Hingga ada yang terkena tepukan tangan kucing akan berganti menjadi kucing. Permainan ini melatih kecekatan dan sportifitas.

Pacublak-cublak

Pacublak – cublak Uang adalah permainan khas Jawa Barat lainnya. Permainan ini bisa diikuti oleh 5 – 7 orang, yang salah satunya akan menjadi jojodog (dudul di kursi kecil) dengan posisi membungkuk. Punggung orang yang duduk akan menjadi tempat untuk menaruh tangan para pemain.

Sembari bernyanyi anak – anak mengelilingkan batu pada tangan mereka. Setelah lagu selsai jojodog harus menerka tangan siapa yang memegang batu. Permainan ini dapat melatih ketangkasa rasa dan membaca pikiran orang lain.

Sesengekan

Selain itu, ada Sesengekan yang merupakan mainan terbuat dari batang ruas padi. Batang padi ini dipotong, panjangnya kurang lebih 10 cm, di potong bagian pangkal ruas nya. Kemudian dibawah batas ruas nya dijepit oleh dua telapak tangan dan digesekan bersamaan sampai batang ruas padinya pecah, kemudian tekan kedua ujungnya berlawanan, setelah itu tiup dan akan berbunyi "ngek".

Empet-empet

Empet-empet adalah mainan yang terbuat dari daun kelapa, dan menghasilkan suara “pet-pet”. Mainan ini di daerah Sukabumi disebut “ole – olean”. Dibuat dengan cara melilitkan daun kelapa dari kecil sampai menjadi lilitan besar dan membentuk seperti terompet untuk mengakhiri lilitan. Pada bagian akhir lilitan ditusuk dengan lidi sisa daun kelapa tadi agar lilitan tidak lepas.

Didaerah pangkal lilitan ditekan agar daun lubangnya menjadi lonjong, kemudian dibuat “ Mpet “ yaitu dua daun kelapa ukuran 1 cm di pasang berhadapan dan dimasukkan kepangkal dari lilitan tadi. Untuk Memainkannya yaitu dengan cara meniupnya.

Oray-orayan

Selanjutnya ada Oray-orayan, permainan ini dimainkan sekitar 20 anak, dan dilakukan di tempat yang luas. Menggunakan dialog di antara pemain dan nyanyi-nyaian. Permainan ini digunakan sebgai hiburan untuk mengisi waktu luang, sehingga tidak ada unsur dalam permainan ini.

Baca juga artikel terkait PERMAINAN TRADISIONAL atau tulisan lainnya dari Yudha Najib

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Yudha Najib
Penulis: Yudha Najib
Editor: Agung DH