Menuju konten utama

Naik Signifikan, Saham INDY Disuspensi BEI

Naik Signifikan, Saham INDY Disuspensi BEI

tirto.id -

Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara atau suspensi perdagangan saham PT Indika Energy Tbk (INDY) pada Rabu, sehubungan dengan kenaikan harga yang signifikan.

Eko Siswanto Kepala Divisi Operasional Perdagangan BEI, dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu, (23/3/2016), mengatakan bahwa ada peningkatan harga kumulatif yang signifikan pada saham INDY sebesar Rp 223 atau 182,79 persen, yaitu dari harga penutupan Rp 122 pada 25 Februari 2016 menjadi Rp 345 pada 22 Maret 2016.

"Maka Bursa perlu melakukan suspensi saham INDY di pasar reguler dan pasar tunai mulai 23 Maret 2016 sampai dengan pengumuman Bursa lebih lanjut," kata Siswanto.

Ia mengharapkan pihak yang berkepentingan untuk selalu memperhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan perseroan.

Sebelumnya, saham INDY masuk dalam pencermatan Bursa akibat pola transaksinya yang diluar kebiasaan atau "unusual market activity" (UMA).

Dian Paramita Sekertaris perusahaan PT Indika Energy Tbk menyampaikan bahwa pihaknya tidak mengetahui adanya informasi atau fakta material yang dapat mempengaruhi efek perusahaan atau keputusan investasi pemodal sebagaimana diatur dalam peraturan Bursa.

Ia mengemukakan bahwa seperti yang telah dilaporkan melalui "e-reporting IDX" sebelumnya, perseroan melakukan "tender offer" pembelian kembali secara tunai atas Notes 2018, sejak 23 November - 21 Desember 2015.

"Perseroan tidak melihat tindakan itu berakibat terhadap pencatatan saham perseroan di BEI dalam beberapa hari ini. Perseroan juga belum memiliki rencana untuk melakukan tindakan korporasi lain dalam waktu dekat yang dapat berakibat terhadap pencatatan saham perseroan, di BEI," paparnya.

Untuk diketahui,  Indika Energy Tbk melalui anak usaha yakni Indo Energy Finance B.V. (IEF BV) melaksanakan pembelian kembali secara tunai sebagian dari Obligasi (Notes) yang diterbitkan pada tahun 2011, yaitu Senior Notes yang akan jatuh tempo pada tahun 2018 dengan jumlah pokok sebesar USD 300 juta dengan bunga 7 persen (Senior Notes 2018). (ANT)

Baca juga artikel terkait BEI atau tulisan lainnya

Reporter: Yantina Debora