Bermula dari leksikon internet, kata selfie menjadi begitu terkenal di awal dekade ini hingga dinobatkan sebagai kata paling populer di tahun 2013 oleh kamus Oxford. Di kamus itu, ia kemudian menjadi salah satu entri dan didefinisikan sebagai "a photograph that one has taken of oneself, typically with a smartphone or webcam and uploaded to a social media website".
Selfie kerap dianggap sebagai perilaku mencintai diri sendiri. Namun, bagi penulis sains Jennifer Ouellette, dalam bukunya Me, Myself and Why: Searching for the Science of Self (2014), alih-alih narsisme, selfie termasuk dalam naluri alami manusia untuk mengklaim identitas pribadi dalam diri.
Pada 2011, Pew Research Center pernah merilis survei tentang pengguna ponsel yang mengungkapkan bahwa 92% responden memakai ponsel mereka untuk mengambil foto. Fungsi fotografi dalam ponsel sama pentingnya dengan mengirim pesan dan lebih populer daripada untuk jelajah internet, mengirim surel, mengunduh aplikasi, dan bermain game.
Baca: Mari Selfie Sebelum Selfie itu Dilarang
Selfie kerap dianggap sebagai perilaku mencintai diri sendiri. Namun, bagi penulis sains Jennifer Ouellette, dalam bukunya Me, Myself and Why: Searching for the Science of Self (2014), alih-alih narsisme, selfie termasuk dalam naluri alami manusia untuk mengklaim identitas pribadi dalam diri.
Pada 2011, Pew Research Center pernah merilis survei tentang pengguna ponsel yang mengungkapkan bahwa 92% responden memakai ponsel mereka untuk mengambil foto. Fungsi fotografi dalam ponsel sama pentingnya dengan mengirim pesan dan lebih populer daripada untuk jelajah internet, mengirim surel, mengunduh aplikasi, dan bermain game.
Baca: Mari Selfie Sebelum Selfie itu Dilarang
(JEDA)
Penulis: Tim Media Servis