Menuju konten utama

Kemenhub Bangun 7 Bandara Baru untuk Meningkatkan Konektivitas

"> "Direktorat Jenderal Perhubungan Udara berencana akan membangun sejumlah bandara baru untuk meningkatkan konektivitas antar wilayah dalam negeri."

Kemenhub Bangun 7 Bandara Baru untuk Meningkatkan Konektivitas
Progres pembangunan Bandara Yogyakarta Internasional Airport di Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta, Senin (29/4/2019). tirto.id/Irwan A. Syambudi

tirto.id -

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Udara berencana akan membangun sejumlah bandara baru untuk meningkatkan konektivitas antar wilayah dalam negeri.

Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub, M Kristi Endah Murni menuturkan, pembangunan bandara sejalan dengan salah satu fokus sasaran program Ditjen Perhubungan Udara, yaitu mendukung konektivitas dalam rangka pemulihan ekonomi nasional.

Dalam laporannya, Kristi mengatkan pihaknya menganggarkan dana sebesar Rp1,22 triliun untuk melaksanakan rencana pembangunan 7 bandara baru yang tersebar di beberapa wilayah di Indonesia.

Berikut adalah list 7 Bandara yang akan dibangun pada 2023 :

  1. Bandara Banggai Laut di Sulawesi Tengah
  2. Bandara Pohuwato di Gorontalo
  3. Bandara Bolaang Mongondow di Sulawesi Utara
  4. Bandara Sobaham di Papua
  5. Bandara Singkawang di Kalimantan Barat,
  6. Bandara Mandailing Natal di Sumatera Utara
  7. Bandara Siboru Fakfak di Papua Barat
Selain itu, Kemenhub juga mencoba meningkatkan fasilitas penunjang seperti di empat kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN). Kristi bilang optimalisasi bandara akan dilakukan di KSPN tersebut meliputi Kawasan seperti KSPN Labuan Bajo (Pendampingan KPBU), KSPN Wakatobi : Bandara Matahora, KSPN Danau Toba : Bandara Sibisa, dan KSPN Morotai : Bandara Pitu. Anggaran yang disiapkan untuk optimalisasi tersebut sebesar Rp25,09 miliar

Kemudian, Kristi juga mengatakan, akan adanya bandara penunjang pada beberapa Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) prioritas akan ikut ditingkatkan pada beberapa Kawasan meliputi Bandara Domine Eduard Osok (DEO) di KEK Sorong, Bandara Malikussaleh di KEK Arun Lhokseumawe, Bandara Mutiara Palu (PHLN) KEK Palu.

Anggaran yang disiapkan untuk penunjang Kawasan prioritas KEK tersebut akan memakan biaya mencapai Rp154,1 miliar.

Kemenhub juga akan mengalokasikan anggaran sebesar Rp65,26 miliar demi menunjang bandara di Kawasan industri (KI), seperti Bandara Morowali di KI Morowali dan Bandara Babo di KI Teluk Bintuni.

Lebih lanjut, Anggaran sebesar 500,15 miliar dialokasikan oleh Kemenhub untuk membangun sebuah program konektivitas dan jembatan udara yang terdiri dari 220 rute perintis, 7.183 drum pax, 40 rute jembatan, 1.323 kargo dan 1 rute subsidi operasi angkutan kargo.

Kemenhub juga menggelontorkan anggaran sebesar Rp730,19 miliar untuk pengembangan Bandar udara perbatasan, terisolir dan rawan bencana. Bandara tersebut meliputi Bandara Mutiara Palu, Bandara Long Bawan, Bandara Tebelian, Bandara Djalaludin, Bandara Letung, Bandara Nunukan, dan Bandara Mentawai Baru.

Anggaran sebesar Rp850,91 miliar juga dialokasikan oleh Kemenhub untuk program keselamatan penerbangan. Program tersebut terdiri dari 1 pengadaan pesawat kalibrasi (MYC 2021 – 2023), 2 alat bantu surveillance dan contingency plan bidang navigasi penerbangan (CNS – ATM) : ATSA, command center, MYC (2021 – 2023).

Kemudian, 15 alokasi anggaran untuk program pengawasan dan pengendalian keselamatan dan keamanan penerbangan di 5 Direktorat dan 10 kantor OBU sesuai dengan ketentuan ICAO, dan 7 pemenuhan keselamatan penerbangan (PKP – PK).

Selain itu, Kemenhub juga akan mengalokasikan anggaran sebesar Rp124,35 miliar untuk mendukung proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) melalui rencana untuk mengoptimalisasi 1 Bandara APT Pranoto.

Secara keseluruhan, Kemenhub melalui Ditjen Perhubungan Udara mendapatkan alokasi anggaran sebesar Rp6,99 triliun. Jumlah tersebut menurun bila dibandingkan dengan total anggaran pada 2022 lalu senilai Rp7,51 triliun.

Baca juga artikel terkait BANDARA UDARA atau tulisan lainnya dari Hanif Reyhan Ghifari

Reporter: Hanif Reyhan Ghifari
Penulis: Hanif Reyhan Ghifari
Editor: Reja Hidayat