tirto.id - Ibadah puasa memasuki hari ke-13 pada tanggal 13 Ramadan 1440H atau Sabtu, 18 Mei 2019.
Setiap menjelang jadwal buka puasa atau kumandang bedug adzan maghrib masyarakat di Kab. Sumba Tengah Provinsi Nusa Tenggara Timur memanfaatkannya untuk ngabuburit Tempat ngabuburit di Kab. Sumba Tengah antara lain: Kampung Adat Pasunga, Masjid Agung Baitur Rahman.
Sementara untuk menjalankan ibadah salat tarawih, warga Kab. Sumba Tengah umumnya memusatkan kegiatan ibadahnya di Masjid Baiturahman Anakalang yang dikategorikan sebagai Masjid Agung. Masjid ini dibangun pada 1990. Sementara untuk daya tampung, Masjid Baiturahman Anakalang bisa diisi 50 - 100 jamaah.
Selain Masjid Baiturahman Anakalang, umat muslim di Kab. Sumba Tengah bisa menjalankan salat tarawaih Masjid Al-Jihad Mamboro. Masjid Besar. Alamat Masjid Al-Jihad Mamboro ada di Jl.Mananga Kec.Kota Mamboro Kab.Sumba Tengah. Masjid ini dibangun pada 1987. Daya tampung, Masjid Al-Jihad Mamboro bisa diisi 50 - 100 jamaah.
Alamat Masjid Al-Fattah ada di Jl. Kalimbu Gallu Kec.Mamboro Kab.Sumba Tengah. Musafir yang kebetulan sedang berada di Kab. Sumba Tengah juga dapat melakukan tarawih di Masjid Al-Fattah. Masjid Masjid Al-Fattah termasuk dalam jenis masjid Masjid Jami. Masjid ini dibangun pada 2005. Daya tampung, Masjid Al-Fattah bisa menampung 50 - 100 jamaah.
Bagi masyarakat Kab. Sumba Tengah yang tengah menjalankan ibadah puasa Ramadan, Tirto.id menyediakan jadwal buka, sholat maghrib, imsak, sholat subuh, zuhur, isya, magrib, isya:
Selain itu, penting bagi umat muslim untuk menjalankan tarawih di kala Ramadan. Menurut kitab Durratun Nasihin keutamaan sholat tarawih di bulan Ramadhan seperti diriwayatkan Ali bin Abi Thalib ra. Bahwasannya Rasulullah SAW pernah ditanya seseorang mengenai fadhilah (keutamaan) sholat tarawih di bulan Ramadhan, maka beliau berkata “(fadhilah tarawih) di malam Ramadan ke-13 adalah aman dari segala keburukan di hari kiamat nanti.
Tausiah Harian
Pada hakikatnya, puasa adalah ibadah tersembunyi yang hanya diketahui oleh orang yang menjalankan dan Allah SWT. Tidak seperti ibadah-ibadah lahir yang lain seperti salat dan haji.
Dalam sebuah hadis memang disebutkan bahwa seseorang bisa mengatakan dirinya sedang berpuasa jika ada orang lain yang mencela dan mengajak bertengkar. Tapi ulama fikih memberi peringatan bahwa yang harus dihindari ketika mengatakan “Saya sedang berpuasa” adalah hal itu disertai rasa riya. Apalagi dalam kondisi yang tidak membutuhkan seseorang untuk memberitahu orang lain bahwa dirinya sedang berpuasa.
Dalam kitab Hasiyyatul Bujairimi alal Khatib, Al-Bujairimi menyatakan puasa memang amalan yang jauh dan terhindar dari perbuatan riya karena puasa bersifat tersembunyi. Tetapi, riya bisa saja terjadi dalam perkataan orang berpuasa yang mengatakan kepada orang lain bahwa dia sedang berpuasa.
Penulis: M. Alvin Nur Choironi
Sumber: NU Online http://www.nu.or.id/post/read/78428/riya-dalam-berpuasa
Penulis: Fitra Firdaus
Editor: Agung DH
