Menuju konten utama
06 Maret 2016

Ireng Maulana dan Jazz Indonesia - Mozaik Tirto

Sayup irama.
Mencatat hidup pada
melankolia.

Ireng Maulana dan Jazz Indonesia - Mozaik Tirto
Sayup irama.
Mencatat hidup pada
melankolia.

Ireng Maulana lahir di Jakarta pada 15 Juni 1944 dengan nama asli Eugene Lodewijk Willem Maulana. Ireng tumbuh dalam keluarga yang berkesenian. Ayahnya, Max Maulana, yang berasal dari Cirebon mahir memainkan banyak alat musik. Ibunya, Georgiana Sinsoe, yang asli Sulawesi Utara, adalah penyanyi. Tak ketinggalan, pamannya, Tjok Sinsoe, juga musisi jazz yang bermain di era 1940an.

Tidak sebatas dikenal sebagai musisi jazz yang mahir, Ireng dikenal sebagai sosok yang terbuka dengan perkembangan zaman. Dalam sebuah artikel di The Jakarta Post, Tertiani Simanjutak menyatakan Ireng merupakan musisi yang tak ragu belajar dari musisi lainnya, termasuk mereka yang lebih muda. Semua itu dilakukannya untuk memperkenalkan jazz kepada masyarakat luas.

“Ireng, lewat JakJazz, telah membantu menyingkirkan citra jazz sebagai musik elit,” jelas pengamat musik senior, Bens Leo, yang pernah bekerjasama dengan Ireng mengurus Yayasan Karya Cipta Indonesia yang dibentuk untuk meningkatkan kesadaran musisi akan hak intelektual.

Setelah melaksanakan banyak misi untuk mengembangkan jazz tanah air, tiba saatnya Ireng untuk beristirahat. Pada 6 Maret 2016, tepat hari ini dua tahun silam, Ireng Maulana meninggal dunia karena serangan jantung. Ia menyusul kakaknya, Kiboud, yang lebih dulu meninggal setahun sebelumnya.

Baca Selengkapnya :
Ireng Maulana yang Jadi Saksi Cinta dan Pertentangan
Baca juga artikel terkait MUSISI atau tulisan lainnya dari Hafitz Maulana

tirto.id - Musik
Editor: Hafitz Maulana