Menuju konten utama
10 November 1963

GANEFO, Olimpiade Garis Kiri - Mozaik Tirto

Gelanggang raya 

kuda-kuda politik

dan olahraga

GANEFO, Olimpiade Garis Kiri - Mozaik Tirto
Olahraga, dalam pandangan Komite Olimpiade Internasional (IOC), mesti lepas dari politik. Dengan kata lain, ia harus netral. Sukarno punya prinsip berbeda, khususnya di awal 1960-an. Baginya, olahraga bisa diterjemahkan menjadi penyaluran aspirasi politik.

Saat itu, orang-orang di belakang IOC juga sebenarnya tidak sepenuhnya netral. Dalam konteks Perang Dingin, mereka cenderung pro-Barat, yang disebut Sukarno sebagai "agen neo-kolonialisme dan imperialisme".

Sukarno marah betul terhadap keputusan IOC. Kedongkolan Sang Pemimpin Besar Revolusi tertuju khususnya kepada presiden IOC asal Amerika Serikat, Avery Brundage. Sukarno pun kemudian menegaskan kembali konsepsi yang dibikinnya pada tahun 1961 tentang dunia yang terbagi antara Oldefo dan Nefo.

Oldefo, singkatan dari The Old Established Forces, adalah kekuatan lama dunia yang sudah mapan dan bersifat imperialis-kolonialis. Negara-negara Barat dikategorikan dalam Oldefo oleh Sukarno. Sedangkan Nefo adalah The New Emerging Forces, yaitu kelompok negara-negara progresif dan mewakili kekuatan baru di tengah bipolarisasi Blok Barat dan Blok Timur. Negara-negara Nefo tumbuh di Asia, Afrika, dan Amerika Latin. Mereka berusaha bebas dari neo-kolonialisme dan neo-imperialisme Oldefo sembari berupaya membangun tatanan dunia baru tanpa eksploitasi antar manusia.

Baca artikel selengkapnya: Olimpiade Tandingan yang Menyatukan Politik dan Olahraga
Baca juga artikel terkait ASIAN GAMES 2018 atau tulisan lainnya dari Riva

Editor: Riva