Menuju konten utama

Bill Gates Menyesal Windows Mobile Gagal Jadi Rival Utama iOS

Hanya iOS yang jadi rival utama ponsel non-Android. Padahal, Windows Phone lebih dulu lahir dari dua OS tersebut.

Bill Gates Menyesal Windows Mobile Gagal Jadi Rival Utama iOS
Bill Gates (tengah) bertemu dengan warga dan tokoh masyarakat di lokasi lahan Kronggahan selama kunjungannya ke Yogyakarta, April 2014. foto/eliminatedengue.com/indonesia

tirto.id - Bill Gates, pendiri Microsoft dianggap sebagai pemimpin yang sukses, yang perusahaannya menjadi salah satu yang terbesar di dunia. Namun, ia menyebut kesalahan terbesarnya adalah gagal menjadikan Microsoft musuh terbesar iOS, sistem operasi milik Apple.

“Di dunia software, terutama untuk platform, kami adalah pemenang di pasaran,” kata Bill Gates, dikutip CNN, Selasa (25/6/2019)

“Jadi, kesalahan terbesar kami adalah entah manajemen seperti apa itu yang menyebabkan Microsoft gagal menjadi Android saat ini. Android adalah standar bagi ponsel yang bukan iPhone. [...] Hanya ada satu ruang bagi ponsel non-iPhone,” tandasnya, menyesalkan kenapa Microsoft bukanlah pengisi ruang tersebut.

Microsoft adalah pemain wahid di industri komputer dan mengalahkan Apple. Sayangnya, mereka berevolusi dengan lambat terhadap era gawai pintar. Microsoft merilis sistem operasi ponsel mereka yang disebut Windows Mobile pada 2000. Apple mengeluarkan iPhone dengan sistem operasi iOS pada 2007, disusul oleh Android pada 2008.

Meskipun jadi yang pertama, Microsoft kalah jauh dari Apple dan Google. Kegagalan ini, menurutnya, dalam sebuah wawancara di Economic Club di Washington pada Senin (24/6/2019), juga disebabkan kegagalannya mendorong staf untuk bekerja keras di sektor ponsel.

“Kami tahu kalau ponsel bakal sangat populer jadi kami mengerjakan Windows Mobile. Kami gagal mendominasi sistem operasi dalam jumlah kecil,” ujarnya dalam acara tersebut.

“Fokus kami terbagi karena sidang anti-monopoli. Kami tidak mempekerjakan orang-orang terbaik di situ. Ini adalah kesalahan terbesar untuk sesuatu yang sebenarnya ada dalam jangkauan kami. Harusnya kami meraih kemenangan, sayangnya tidak,” kata Gates merujuk pada sidang anti-monopoli yang diajukan oleg Depatemen Pengadilan di 20 Negara Bagian dan Distrik Columbia yang menuduh Micosoft melakukan praktik ilegal, eksklusif, dan anti-kompetitif.

CNBC melaporkan kegagalan Microsoft ini setara dengan menbuang 400 miliar dolar AS.

Namun, meskipun melakukan kesalahan besar tersebut, Microsoft masih menjadi penguasa pasar teknologi bernilai 1 triliun dolar AS, sedangkan Apple memiliki nilai 918 miliar dolar As. Alphabet Inc., konglomerat yang memiliki Google sejak 2015 bernilai 776 miliar dolar AS.

“Ini luar biasa bagi saya, memiliki kegagalan terbesar sepanjang masa [...] aset lain kami, Windows, Office masih sangat kuat. Jadi kami masih perusahaan wahid,” kata pria berusia 63 tahun itu.

Pada awal kelahiran sistem operasi ponsel Microsoft, Windows Mobile, debat internal terjadi apakah sistem operasi tersebut dibatalkan atau tidak mengingat ia lahir di era stylus sedangkan penggunaannya tidak ramah sentuh. Akhirnya, pada Desember 2008, dalam sebuah pertemuan darurat, diputuskan untuk menghentikan Windows Mobile dan kembali mengerjakan Windows Phone, The Verge melansir.

Gates tidak lagi menjadi CEO sejak tahun 2000, namun tetap menjadi kepala arsitek software dalam masa krisis Windows Phone dan Windows Vista. Ia mundur dari jabatan kepala arsitek software pada 2008, dan kembali menjadi kepala perusahaan hingga Satya Nadella mengambil alih pada 2014.

Gates memang tidak lagi terlibat langsung dalam pengambilan keputusan perusahaan, namun setelah kegagalannya dari Android tersebut, ia nampaknya kembali hadir di perusahaan Microsoft, mengawal agen misterius untuk proyek perusahaan beberapa tahun terakhir.

Microsoft sangat kehilangan dengan kegagalan tersebut, selain keberhasilannya sebagai penguasa sistem operasi komputer dan bisnis cloud-nya yang sedang berkembang.

Baca juga artikel terkait MICROSOFT atau tulisan lainnya dari Anggit Setiani Dayana

tirto.id - Teknologi
Kontributor: Anggit Setiani Dayana
Penulis: Anggit Setiani Dayana
Editor: Ibnu Azis