Setelah menyelesaikan wawancara, Pam berbisik. “Boleh minta es teh tawar gak?” Cuaca Jakarta hari itu memang gerah. Sejak siang, suhu sudah di angka 35 derajat. Setelah meminum es teh dengan perasaan lega, Pam menyulut rokok. “Nanti nyanyi berapa lagu? Tiga lagu cukup kah?” Kami semua mengangguk. Tiga lagu dengan format akustik rasanya cukup. Pamungkas sengaja memilih tiga lagu dari album barunya, Hardcore Romance.
Di lagu pertama, Pamungkas memainkan “Let Me Cry”. Dia berkelakar lagu ini berkisah tentang pria yang enggan ditanya soal perasaan, dan hanya ingin menangis. Lagu ini sedikit mengecoh, memang. Sebab lirik yang menampilkan kerapuhan ini dibungkus dengan musik yang riang.
Lagu kedua, Pamungkas memainkan “Putus”, satu dari dua lagu berbahasa Indonesia di Hardcore Romance. Lagu ini punya kekuatan di bagian reff yang ear catchy dan bisa memancing koor jika dimainkan secara live.
Terbukti, di Spotify, lagu ini menjaring angka stream paling besar dibanding lagu lain di album Harcore Romance. Di lagu ketiga, Pamungkas memperlihatkan diri sebagai sosok yang perfeksionis jika bicara soal penampilan. Dia tak peduli bernyanyi di hadapan puluhan ribu mata, atau di dalam studio yang berisi sepuluh orang: dia ingin memberikan kesempurnaan. “One Bad Day” memang mengandung bagian tricky di bagian bridge, yang mengharuskan Pam memanjat nada tinggi. Dia kepleset kemudian meminta ulang.
Di percobaan kedua, semua berjalan dengan aman. Tapi Pam merasa tidak maksimal. Dia meminta sekali lagi. Setelah percobaan ketiga —yang kami rasa juga baik-baik saja— Pam masih merasa kurang. “Aman gak ya?” “Aman. Ini kan emang hakikat nyanyi akustik. Form paling raw,” kata kami. Dia nyengir. Teman-teman, selamat mendengar Pamungkas! #Arisan#ArisanUnplugged#Pamungkas#HardcoreRomance#LetMeCry#Putus#OneBadDay
Di lagu pertama, Pamungkas memainkan “Let Me Cry”. Dia berkelakar lagu ini berkisah tentang pria yang enggan ditanya soal perasaan, dan hanya ingin menangis. Lagu ini sedikit mengecoh, memang. Sebab lirik yang menampilkan kerapuhan ini dibungkus dengan musik yang riang.
Lagu kedua, Pamungkas memainkan “Putus”, satu dari dua lagu berbahasa Indonesia di Hardcore Romance. Lagu ini punya kekuatan di bagian reff yang ear catchy dan bisa memancing koor jika dimainkan secara live.
Terbukti, di Spotify, lagu ini menjaring angka stream paling besar dibanding lagu lain di album Harcore Romance. Di lagu ketiga, Pamungkas memperlihatkan diri sebagai sosok yang perfeksionis jika bicara soal penampilan. Dia tak peduli bernyanyi di hadapan puluhan ribu mata, atau di dalam studio yang berisi sepuluh orang: dia ingin memberikan kesempurnaan. “One Bad Day” memang mengandung bagian tricky di bagian bridge, yang mengharuskan Pam memanjat nada tinggi. Dia kepleset kemudian meminta ulang.
Di percobaan kedua, semua berjalan dengan aman. Tapi Pam merasa tidak maksimal. Dia meminta sekali lagi. Setelah percobaan ketiga —yang kami rasa juga baik-baik saja— Pam masih merasa kurang. “Aman gak ya?” “Aman. Ini kan emang hakikat nyanyi akustik. Form paling raw,” kata kami. Dia nyengir. Teman-teman, selamat mendengar Pamungkas! #Arisan#ArisanUnplugged#Pamungkas#HardcoreRomance#LetMeCry#Putus#OneBadDay