Menuju konten utama

50 Rusun Hunian Terintegrasi akan Dibangun di Jabodetabek

Kementerian PUPR berencana membangun 50 rumah susun berkonsep hunian terintegrasi di wilayah Jabodetabek. Rusun-rusun jenis ini akan dibangun di sekitar stasiun, pasar dan lokasi lain yang bisa meningkatkan efisiensi bagi penghuninya.

50 Rusun Hunian Terintegrasi akan Dibangun di Jabodetabek
(Dari Kiri) Dirut Perumnas Bambang Triwibowo, Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Umum (PUPR) Basuki Hadimuljono, Menteri Perhubungan Budi Karya Samadi, Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat, dan Dirut PT KAI Edi Sukmoro meresmikan Groundbreaking pembangunan Transit Oriented Development (TOD) di Stasiun Tanjung Barat, Jakarta, Selasa, (15/8/2017). tirto.id/Andrey Gromico.

tirto.id - Menurut Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan pemerintah berencana membangun 50 rumah susun dengan konsep hunian terintegrasi atau biasa disebut Transit Oriented Development (TOD). Hunian jenis ini dibangun di dekat fasilitas umum, seperti stasiun, sehingga menjanjikan efisiensi bagi penghuninya.

Menurut dia, berdasar perencanaan Kementerian PUPR, lokasi 50 rumah susun itu berada di wilayah Jabodetabek. Misalnya, kawasan Pondok Cina, Manggarai, Senen, hingga Bogor.

Basuki menyatakan hal ini di sela peletakan batu pertama untuk peresmian dimulainya pembangunan rumah susun berkonsep hunian terintegrasi di Stasiun Tanjung Barat, Jakarta Selatan pada Selasa (15/8/2017). Proyek ini merupakan pembangunan rumah susun TOD yang pertama di Indonesia.

Menurut Basuki, pembangunan rumah susun dengan konsep hunian terintegrasi bisa mempercepat pelaksanaan program satu juta rumah. Daya tampungnya yang lumayan besar bisa membantu mengurangi angka backlog perumahan yang masih 11,6 juta.

“Ini suatu inovasi, karena TOD (rumah susun berkonsep hunian terinterasi) hanya butuh (tanah) 1,2 hektar. Tidak terlalu luas, tapi bisa membuat sekitar 1.200 hunian,” kata Basuki.

Dia melanjutkan, “Tanah seluas itu pun tidak semuanya dibikin bangunan. Hanya 60 persen bangunan, sisanya untuk kawasan terbuka.”

TOD Tanjung Barat akan dibangun tiga gedung setinggi 29 lantai dan menyediakan 1.232 unit hunian. Nilai investasinya mencapai Rp705 miliar.

Basuki menjelaskan proyek rumah susun berkonsep hunian terintegrasi di Stasiun Tanjung Barat memakai tanah negara. Rumah susun lain dengan konsep serupa juga akan memakai lahan sejenis.

“Nanti akan ada di (sekitar) pasar juga untuk menekan harga. Lalu ada tanah PU (Kementerian PUPR) yang akan kita kerjasamakan,” ungkap Basuki.

Di tempat yang sama, Menteri BUMN Rini Soemarno berjanji akan mendorong pembangunan semua rumah susun hunian terintegrasi dilakukan secara cepat.

“Setelah TOD pertama ini pecah telur, tiap bulan ada (dibangun) 1 TOD,” kata Rini.

Pembangunan rumah susun dengan konsep hunian terintegrasi melayani kebutuhan perumahan warga yang berminat menghuni permukiman alternatif dan dekat dengan sara transportasi itu. Targetnya, 25 persen penghuninya ialah mereka yang berpenghasilan di antara Rp4-7 juta.

Direktur Utama PT KAI Edi Sukmoro menilai pembangunan rumah susun TOD di sekitar stasiun akan memudahkan akses penghuninya ke mode transportasi kereta api dan moda lain yang terintegrasi.

“Ini untuk menciptakan efisiensi biaya, waktu, dan tenaga bagi para komuter, serta pengurangan polusi kendaraan dan meningkatkan kualitas hidup bagi masyarakat di perkotaan,” kata dia.

Adapun Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat yang turut hadir dalam acara berharap penjualan rumah susun yang akan dimulai pada September 2017 ini bisa tepat sasaran.

“Supaya rusun ini tidak diperjualbelikan dan dimonopoli oleh orang yang akan memborong karena harganya yang murah,” ucap Djarot.

Baca juga artikel terkait RUSUN atau tulisan lainnya dari Damianus Andreas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Damianus Andreas
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Addi M Idhom