Menuju konten utama

Terjebak dalam Kepungan Rob

Dampak abrasi dan rob di pesisir pantai utara Demak, Jawa Tengah sudah terjadi sejak 2010 dan kian parah tiap tahunnya. Sawah terakhir yang tercatat di kantor desa ada pada tahun 2016. Warga beralih menjadi pekerja proyek atau buruh. Ada yang pindah tapi sebagian besar terpaksa bertahan hidup dalam kepungan banjir. AP/ Dita Alangkara

Terjebak dalam Kepungan Rob
Zuriah berdiri di luar rumahnya yang terkepung banjir. Zuriah terpaksa bertahan karena tak mampu pindah meski hampir semua tetangganya sudah pergi. (AP/ Dita Alangkara)
2022/09/02/banjir-rob-2022-ap_ratio-16x9.jpg
Mar'iah duduk di luar menunggu banjir surut agar dapat beraktifitas di dalam rumah. (AP/ Dita Alangkara)
2022/09/02/banjir-rob-2022-ap-3_ratio-16x9.jpg
Munadiroh menunggu anaknya pulang sekolah. Setiap hari anaknya berangkat sekolah dengan mengarungi sampan. (AP/ Dita Alangkara)
2022/09/03/ap22243071588158_01_ratio-16x9.jpg
Sukarman berjalan di tengah banjir. Sukarman sudah pasrah karena tidak mampu untuk pindah dan terpaksa menjalani sisa hidupnya dalam kepungan banjir. (AP Photo/Dita Alangkara)
2022/09/02/banjir-rob-2022-ap-1_ratio-16x9.jpg
Wahidah berdiri di beranda rumahnya yang terkepung banjir ditemani tetangganya. Wahidah berharap generasi muda di desanya dapat bernasib lebih baik. (AP/ Dita Alangkara)
2022/09/03/ap22243071582284-1_01_ratio-16x9.jpg
Suratmi (kiri) terbaring di tempat tidurnya karena lumpuh. Rumah Suratmi rubuh akibat banjir, kini ia dirawat di rumah putrinya Ngatiroh (kanan) yang bagian dalamnya sudah ditimbun tanah agar tidak tergenang banjir. (AP Photo/Dita Alangkara)
Pantai, tambak, sawah dan ladang sudah rata dengan lautan. Jalan yang pernah dilewati motor kini, hanya bisa dilalui sampan. Air pernah setinggi lutut, itupun saat surut. Pintu rumah seakan tak diperlukan karena air di dalam rumah sama tingginya dengan di luar.

Kehidupan masyarakat daerah pesisir utara Demak, Jawa Tengah semakin sulit akibat rob yang terus mengancam sebagai dampak dari abrasi. Desa Timbulsloko dan Mondoliko adalah desa yang mengalami banjir rob terparah.

Warga sudah berusaha menanggul rumah mereka agar tidak terendam, tetapi setiap tahun air semakin tinggi hingga mereka terjebak di tengah kepungan air.

Warga sudah beralih profesi dari petani atau petambak kini menjadi pekerja proyek atau buruh pabrik. Banyak yang telah pindah meninggalkan desa demi kehidupan baru yang lebih baik. Namun, sebagian besar tetap tinggal dan terpaksa bertahan karena tidak memiliki kemampuan untuk pindah.

AP/ Victoria Milko
Baca juga artikel terkait FOTO-TIRTO atau tulisan lainnya

Editor: R. Berto Wedhatama