Lalu lalang orang dengan membawa persembahan tampak ramai di Pura Adhitya Jaya, Rawamangun, Jakarta Timur, senin pagi (23/7). Sejak lepas pukul enam pagi, para umat Hindu tampak berwajah berseri berbarengan dengan sesama umat Hindu lainya menuju Pura.
Esoknya, hari selasa, mereka akan merayakan Nyepi. Dan sehari sebelumnya, mereka melakukan ritual Upacara Tawur Kesanga. Mereka, para umat Hindu yang hadir di Pura Adhitya Jaya berikhtiar mensucikan diri sebelum akhirnya benar-benar dengan khusyuk merayak Nyepi.
Gebogan, Banten Caru, Segehan Agung, Tari Topeng, Pekuluh Rawuh, Surye, dan Nunah Tirte adalah serangkaian acara dalam Upacara Tawur Agung Kesanga. Serentetan acara itu tujuanya adalah mensucikan diri, lahir dan batin. Dan persembahan yang dibawa merupa sebuah simbol penghargaan pada Dewa yang dipercayainya dan memberikan sebuah upaya keseimbangan pada alam.
Pinandita pada Upacara Tawur Kesanga di Pura Adhitya Jaya Tahun Saka 1939 kali ini menyampaikan sebuah tuntunan. "Dalam berkehidupan, menjaga toleransi dan menghargai perbedaan harus terus digelorakan. Kerukunan antar umat beragama dan menjaga keseimbangan alam tak kalah penting,". Dan Tawur Kesanga yang rutin dilakukan sebelum Nyepi tiba merupakan upaya bersuci dan mengenang kehidupan lalu, untuk jadi lebih baik dihari-hari berikutnya.
Foto dan Teks; Arimacs Wilander
Esoknya, hari selasa, mereka akan merayakan Nyepi. Dan sehari sebelumnya, mereka melakukan ritual Upacara Tawur Kesanga. Mereka, para umat Hindu yang hadir di Pura Adhitya Jaya berikhtiar mensucikan diri sebelum akhirnya benar-benar dengan khusyuk merayak Nyepi.
Gebogan, Banten Caru, Segehan Agung, Tari Topeng, Pekuluh Rawuh, Surye, dan Nunah Tirte adalah serangkaian acara dalam Upacara Tawur Agung Kesanga. Serentetan acara itu tujuanya adalah mensucikan diri, lahir dan batin. Dan persembahan yang dibawa merupa sebuah simbol penghargaan pada Dewa yang dipercayainya dan memberikan sebuah upaya keseimbangan pada alam.
Pinandita pada Upacara Tawur Kesanga di Pura Adhitya Jaya Tahun Saka 1939 kali ini menyampaikan sebuah tuntunan. "Dalam berkehidupan, menjaga toleransi dan menghargai perbedaan harus terus digelorakan. Kerukunan antar umat beragama dan menjaga keseimbangan alam tak kalah penting,". Dan Tawur Kesanga yang rutin dilakukan sebelum Nyepi tiba merupakan upaya bersuci dan mengenang kehidupan lalu, untuk jadi lebih baik dihari-hari berikutnya.
Foto dan Teks; Arimacs Wilander