tirto.id - Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo terjaring operasi tangkap tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Edhy ditangkap atas dugaan kasus izin ekspor benih lobster.
Sebelum ditangkap, ekspor benih lobster RI sudah menyentuh 33,99 juta dolar AS dengan jumlah benih setara 14.114 kg. Angka ini merupakan akumulasi dari Juni-Oktober 2020.
Tujuan ekspor favorit Indonesia selama kepemimpinan Edhy adalah Vietnam. Vietnam menguasai 99,69 persen pangsa ekspor benih lobster RI dengan jumlah 33,89 juta dolar AS selama Juni-Oktober 2020.
Setelah Vietnam, negara yang rajin membeli benih lobster RI termasuk Hong Kong dengan nilai ekspor 87.484 dolar AS. Lalu ekspor benih lobster juga ditujukan ke Taiwan dengan nilai ekspor 17.370 dolar AS.
Selama Juni-Oktober 2020 ini, tren ekspor benih terus meningkat. Dari hanya 112.990 dolar AS selama Juni menjadi 3,67 juta dolar AS selama Juli 2020, lalu menjadi 6,43 juta dolar AS selama Agustus 2020 dan September 2020 menjadi 15,16 juta dolar AS. Pada Oktober 2020 untuk pertama kalinya ekspor benih turun menjadi 8,61 juta dolar AS tetapi masih lebih tinggi dari September 2020.
Mirisnya di tengah ekspor benih yang terus meningkat, Indonesia terus tertinggal dari Vietnam dalam perkara ekspor lobster dewasa.
Sebagai perbandingan volume ekspor lobster Vietnam ke Cina mencapai 419.312 kg selama Januari-Juli 2019 tetapi naik menjadi 2.729.008 kg per Januari-Juli 2020. Sementara Indonesia dari 136.966 kg di Januari-Juli 2019 hanya naik menjadi 151.320 kg di Januari-Juli 2020.
“Di saat pandemi ini ekspor lobster Vietnam sudah di atas 800 ton per bulan, padahal biasanya tidak lebih dari 50 ton. Ekspor lobster Indonesia sudah kalah oleh Vietnam saat ini,” ucap Periset Mandiri Ekonomi Kelautan Indonesia Suhana kepada Tirto dihubungi, Kamis (24/9/2020).
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Restu Diantina Putri
