Perkenalkan, Lips!! adalah kuartet angst punk favoritmu: Hari memainkan gitar dengan pengaruh old school punk rock, Dafi yang menghajar bass dengan pesona cool oplosan Duff McKagan dan Paul Simonon, Isan di balik drum akan menjaga tempo dan mengajak kita ngebut, serta Dila sang vokalis yang akan membuatmu terperangah sekaligus heran bagaimana bisa amarah disampaikan dengan anggun, misterius, sekaligus merdu dan penuh tenaga.
Di keramaian Jakarta Timur yang khas, Lips!! terbentuk pada 2017 silam. Pada awalnya, ujar Dila, musik mereka kental dengan pesona girl power yang kawin dengan estetika bebunyian punk rock. Blondie, adalah salah satu pengaruh awal mereka. Namun tentu saja, Debbie Harry dan kawan-kawan tidak pernah merasakan polusi beracun, angkot ngebut yang bisa menyerudukmu kapan saja, tawuran tiap sore berbekal ekor pari dan petasan, ditanya kapan kawin dan punya anak, apalagi lahir dan tinggal di kota yang nyaris malfungsi ini.
Di situ, Lips!! membedakan diri dari kerumunannya.
Album penuh perdana mereka, Thirsty (2019), membuka jalan bagi mereka. Di sini, kamu bisa mendengar ramuan punk rock 70an yang kental: musik cepat, gitar nyaring dan mentah, dan teriakan Dila yang lantas jadi karakter penting bagi musikalitas Lips!! Album ini juga dirilis oleh Heavy Mental Records, label asal Australia.
Setahun berikutnya, saat seharusnya mereka melakukan tur dari panggung ke panggung, pandemi datang. Semua berpencar. Agus keluar, Dila harus pulang ke kampung halamannya di Cianjur, Ihsan di Bekasi, Hary dan Dafi mendekam di Cileungsi. Semua menekuri nasib dengan kesunyian masing-masing.
Tak dinyana, jarak memberikan jeda yang penting bagi mereka. Hasilnya adalah EP terbaru mereka, Kuda Hitam, yang dirilis oleh label independen asal Bandung, Orange Cliff Record.
Lagu seperti “Sesak”, “Tenggelamkan Kota”, “Akhir si Jahanam”, juga “Hikayat Para Kembara” adalah wajah baru Lips!!. Album baru, lagu baru, dan kekuatan baru, mereka lebih percaya diri menyongsong masa depan. Mereka lebih berani menentukan langkah ke depan. Di sela-sela kehidupan sebagai kelas pekerja, mereka memutuskan untuk membuat tur mandiri tiap akhir pekan. Ada sembilan kota yang akan dituju, tujuh di Pulau Jawa, dan dua di Tanah Jiran.
Sebelum tur ini berlangsung, mereka akan bermain terlebih dulu di salah satu festival musik terbesar Indonesia: Synchronize Festival.
Dan sebelum mereka meluapkan kemarahan di Synchronize Festival, Lips!! kami tarik dulu ke Madrasah 11A untuk tampil di Arisan Episode 1. Tak hanya mau ditanya-tanya berbagai hal, mereka juga dengan senang hati bermain game, bahkan bernyanyi secara akustik.
Teman-teman, perkenalkan, Lips!! kuartet punk rock favoritmu yang baru.
(Nuran Wibisono)
#arisantirto #lips!!
Di keramaian Jakarta Timur yang khas, Lips!! terbentuk pada 2017 silam. Pada awalnya, ujar Dila, musik mereka kental dengan pesona girl power yang kawin dengan estetika bebunyian punk rock. Blondie, adalah salah satu pengaruh awal mereka. Namun tentu saja, Debbie Harry dan kawan-kawan tidak pernah merasakan polusi beracun, angkot ngebut yang bisa menyerudukmu kapan saja, tawuran tiap sore berbekal ekor pari dan petasan, ditanya kapan kawin dan punya anak, apalagi lahir dan tinggal di kota yang nyaris malfungsi ini.
Di situ, Lips!! membedakan diri dari kerumunannya.
Album penuh perdana mereka, Thirsty (2019), membuka jalan bagi mereka. Di sini, kamu bisa mendengar ramuan punk rock 70an yang kental: musik cepat, gitar nyaring dan mentah, dan teriakan Dila yang lantas jadi karakter penting bagi musikalitas Lips!! Album ini juga dirilis oleh Heavy Mental Records, label asal Australia.
Setahun berikutnya, saat seharusnya mereka melakukan tur dari panggung ke panggung, pandemi datang. Semua berpencar. Agus keluar, Dila harus pulang ke kampung halamannya di Cianjur, Ihsan di Bekasi, Hary dan Dafi mendekam di Cileungsi. Semua menekuri nasib dengan kesunyian masing-masing.
Tak dinyana, jarak memberikan jeda yang penting bagi mereka. Hasilnya adalah EP terbaru mereka, Kuda Hitam, yang dirilis oleh label independen asal Bandung, Orange Cliff Record.
Lagu seperti “Sesak”, “Tenggelamkan Kota”, “Akhir si Jahanam”, juga “Hikayat Para Kembara” adalah wajah baru Lips!!. Album baru, lagu baru, dan kekuatan baru, mereka lebih percaya diri menyongsong masa depan. Mereka lebih berani menentukan langkah ke depan. Di sela-sela kehidupan sebagai kelas pekerja, mereka memutuskan untuk membuat tur mandiri tiap akhir pekan. Ada sembilan kota yang akan dituju, tujuh di Pulau Jawa, dan dua di Tanah Jiran.
Sebelum tur ini berlangsung, mereka akan bermain terlebih dulu di salah satu festival musik terbesar Indonesia: Synchronize Festival.
Dan sebelum mereka meluapkan kemarahan di Synchronize Festival, Lips!! kami tarik dulu ke Madrasah 11A untuk tampil di Arisan Episode 1. Tak hanya mau ditanya-tanya berbagai hal, mereka juga dengan senang hati bermain game, bahkan bernyanyi secara akustik.
Teman-teman, perkenalkan, Lips!! kuartet punk rock favoritmu yang baru.
(Nuran Wibisono)
#arisantirto #lips!!