Indeks Raja Salman

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati berharap kedatangan Raja Salman bersama anggota kerajaan lainnya ke Bali menjadi peluang bagi pariwisata Bali mengingat selama ini kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) asal negara-negara Timur Tengah masih belum signifikan.

Polda Bali akan mengawal kunjungan Raja Arab Saudi, Salman bin Abdul Aziz al-Saud selama berlibur di Pulau Dewata, mulai 3 hingga 9 Maret 2017.

Sejumlah cara akan digunakan untuk mengamankan Raja Salman saat berkunjung ke Indonesia, seperti pengalihan dan penutupan ruas jalan hingga penutupan objek tertentu yang akan dikunjungi rombongan dari Arab Saudi.

Kunjungan Raja Salman ke Indonesia pada Maret nanti dinilai tidak hanya bisa mengerek investasi dari Timur Tengah, melainkan juga bisa menguatkan kerja sama untuk menanggulangi radikalisme dan terorisme.

Masjid Istiqlal menjadi salah satu tempat yang akan dikunjungi Raja Salman. Sejumlah persiapan-persiapan khusus untuk menyambut "pelayan dua Tanah Suci" ini.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution mengatakan Raja Salman dikabarkan tertarik meningkatkan investasi di sektor pengolahan migas dan petrokimia Indonesia. 

Wapres menyampaikan bahwa peningkatan kerja sama ekonomi merupakan salah satu fokus pembahasan dalam kunjungan Raja Salman ke Indonesia yang akan berlangsung pada 1-9 Maret 2017 mendatang.

Pengamat menilai kunjungan Raja Arab Saudi memiliki arti penting bagi Indonesia. Sebagai negara Muslim terbesar di dunia, Indonesia pun mulai dilirik oleh negara-negara di kawasan Timur Tengah.

Raja Arab Saudi menjalin kerja sama dengan sejumlah negara-negara di Asia, Indonesia salah satunya. Selama perjalanan ke Asia dalam 31 hari, Indonesia menjadi negara paling lama dikunjungi.

Baru sekali raja Arab Saudi datang ke Indonesia. Soeharto menyambut Raja Faisal di Istana Merdeka 47 tahun lalu. Awal Maret nanti, giliran Presiden Jokowi akan menyambut kedatangan Raja Salman dan rombongan besarnya.

Pejabat senior Arab Saudi mengatakan bahwa percakapan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Raja Arab Saudi Salman hanya menghasilkan kesepakatan tentang banyak hal penting, termasuk meningkatkan partisipasi kedua negara dalam memerangi terorisme, ekstremisme dan pendanaannya.

Arab Saudi mulai melakukan restrukturisasi besar-besaran dalam pemerintahan dan ekonomi. Semuanya dilakukan untuk menyongsong terjun bebasnya pendapatan negara dari minyak.