Dekade pertama abad ke-20, Hindia Belanda diwarnai berbagai organisasi. Selain kesadaran kaum bumiputra, orang Belanda juga membuat partai bercorak agama.
Dalam beberapa hal I. J. Kasimo berseberangan dengan Sukarno, misalnya soal bagaimana menjalankan demokrasi; tapi pada hal lain keduanya seiring sejalan.