Indeks Harga Bawang Merah

Presiden Jokowi meminta jajarannya untuk menjelaskan alasan harga gula dan bawang merah yang tidak kunjung turun.

Pemerintah memutuskan tidak akan melakukan impor bawang merah terlepas lonjakan harga yang terjadi.

Harga beras jenis premium dan medium serta bawang merah menurun selama Bulan Mei 2019. 

Peneliti INDEF menyebutkan alasan harga cabai dan bawang merah naik menjelang lebaran karena jauh dari sentra produksi serta adanya kelebihan permintaan.

Bulog meminta pemerintah menerapkan kebijakan pengendalian harga bawang merah sebagaimana dilakukan pada beras. Artinya, pemerintah perlu memiliki stok cadangan bawang merah. 

Bulog menyatakan harga bawang merah masih kerap melonjak karena banyak petani komoditas ini belum terbiasa menyimpan hasil panennya. 

Harga bawang merah dan putih di Kota Ternate, Maluku Utara masih mahal, mencapai Rp60.000 per kg yang biasanya hanya sekitar Rp30-40 ribu per kg.

BI memprediksi inflasi pada Desember 2018 mencapai 0,3 persen. Inflasi itu didorong oleh kenaikan harga telur, bawang merah dan sejumlah komoditas sayuran. 

Deflasi 0,05 persen yang terjadi pada bulan Agustus 2018 terjadi karena pengaruh penurunan harga telur, bawang merah dan tarif angkutan udara.

Selain bawang merah, Kemendag juga mengantisipasi komoditas pangan lainnya seperti telur ayam yang anjlok di kisaran harga petani hanya mencapai Rp16.400 per kg, padahal harga acuan yang ditetapkan pemerintah Rp18.000 per kg.

Pada musim hujan harga bawang pada tingkat pedagang mengalami kenaikan dari Rp17 ribu menjadi Rp22 Ribu per kilogram.

Kementerian Perdagangan akhirnya menetapkan harga acuan tiga komoditas pokok utama, termasuk bawang merah yang harga batas bawahnya Rp15.000 per kg sebagai langkah mengantisipasi kerugian petani bila harga anjlok saat panen raya.

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita dan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman bersinergi untuk melakukan stabilisasi harga pangan dan memastikan pasokan untuk komoditas cabai dan bawang merah mencukupi bagi kebutuhan masyarakat.

Potret aktivitas pedagang sayur di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta. Pasca hari raya Idul Fitri 2016 harga sayuran dan berbagai komoditas hortikultura turun cukup signifikan antara 10-30%.

Tiga menteri Kabinet Kerja menggelar Rapat Koordinasi pada Senin 30 Mei 2016, guna mengatasi gejolak harga bahan pokok terutama daging, bawang merah, menjelang Ramadhan hingga Idul Fitri 1437 H. Namun, ketiga pembantu Presiden Joko Widodo (Jokowi) enggan memberikan keterangan kepada wartawan.

Pemerintah disarankan tidak mengimpor bawang merah yang menyebabkan petani lokal merugi. Pemerintah diimbau untuk menyerap hasil panen petani lokal untuk menstabilkan harga bawang merah menjelang puasa dan lebaran.

Wakil Ketua Komisi IV DPR Herman Khaeron meminta pemerintah menstabilkan harga kebutuhan pokok menjelang bulan Ramadhan. Ia juga berharap agar para pembantu Presiden Joko Widodo (Jokowi) dapat menjaga kekompakkan terutama dalam mengeluarkan kebijakan yang terkait dengan harga pangan.

Dalam upayanya untuk mengendalikan harga bahan pangan menjelang bulan puasa, pemerintah akan mengimpor daging sapi dan bawang merah melalui Perum Bulog dan PT Berdikari. Hal ini sesuai instruksi Presiden Jokowi yang menginginkan harga bawang merah bisa dijual Rp25.000 per kg, sementara daging sapi Rp80.000 per kg.

Menteri Pertanian Amran Sulaiman memperingatkan agar asosiasi komoditi pangan turut berkontribusi menjaga stabilitas harga. Ia juga memperingatkan supaya asosiasi tidak melakukan tindakan sepihak, karena pemerintah telah menyiapkan stok bahan pokok untuk menghadapi bulan puasa dan Idul Fitri.

Harga cabai rawit dan bawang merah di Pasar Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah dalam dua pekan naik hingga mencapai 100 persen dari harga sebelumnya. Pedagang menduga, kenaikan tersebut disebabkan oleh lamanya perjalanan dari pemasok di Jawa Timur ke Kalteng.