Menuju konten utama

Mengais Sayur Yang Terbuang di Pasar Kramat Jati

Seorang pemulung memungut sayuran yang masih layak kunsumsi di dekat tempat pembuangan sampah di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Selasa (13/3/2018). tirto.id/Andrey Gromico

Mengais Sayur Yang Terbuang di Pasar Kramat Jati
Seorang pemulung memungut sayuran yang masih layak kunsumsi di dekat tempat pembuangan sampah di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Selasa (13/3/2018). tirto.id/Andrey Gromico
2018/03/13/pemulung-sampah-sayuran--3--tirto.id-andrey-gromico.jpg
Seorang pemulung memungut sayuran yang masih layak kunsumsi di dekat tempat pembuangan sampah di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Selasa (13/3/2018). tirto.id/Andrey Gromico
2018/03/13/pemulung-sampah-sayuran--2--tirto.id-andrey-gromico.jpg
Seorang pemulung memungut sayuran yang masih layak kunsumsi di dekat tempat pembuangan sampah di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Selasa (13/3/2018). tirto.id/Andrey Gromico
2018/03/13/pemulung-sampah-sayuran--5--tirto.jpg
Seorang pemulung memungut sayuran yang masih layak kunsumsi di dekat tempat pembuangan sampah di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Selasa (13/3/2018). tirto.id/Andrey Gromico
2018/03/13/pemulung-sampah-sayuran--4--tirto.id-andrey-gromico.jpg
Seorang pemulung memungut sayuran yang masih layak kunsumsi di dekat tempat pembuangan sampah di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Selasa (13/3/2018). tirto.id/Andrey Gromico
2018/03/13/pemulung-sampah-sayuran--1--tirto.id-andrey-gromico.jpg
Seorang pemulung memungut sayuran yang masih layak kunsumsi di dekat tempat pembuangan sampah di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Selasa (13/3/2018). tirto.id/Andrey Gromico
Seorang pemulung memungut sayuran yang masih layak kunsumsi di dekat tempat pembuangan sampah di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Selasa (13/3/2018). Menurut data FAO (Food and Agriculture Organization), setiap tahun Indonesia rata-rata membuang 13 juta metrik ton makanan karena makanan membusuk akibat distribusi yang lama. tirto.id/Andrey Gromico
Baca juga artikel terkait PASAR KRAMAT JATI atau tulisan lainnya

Editor: Hafitz Maulana