tirto.id - Kisruh laporan keuangan PT Garuda Indonesia (GIAA) belum juga rampung. Kini perhatian publik beralih pada identitas PT Mahata Aero Teknologi. Perusahaan penyedia jasa WiFi di pesawat yang menjadi rekanan Garuda.
Kerja sama penyediaan layanan konektivitas dalam penerbangan dengan masa berlaku 15 tahun itu diteken pada 31 Oktober 2018. Kerja sama ini memberikan pendapatan sebesar 239,94 juta dolar AS kepada Garuda. Meski belum dibayarkan oleh Mahata, namun Garuda sudah membukukannya sebagai pendapatan pada tahun pertama kontrak atau akhir 2018.
Dari mana Mahata mendapat dana untuk menggarap proyek dengan nilai sebesar itu?
“Dalam proses penyediaan layanan internet di penerbangan Garuda Indonesia Group, pada tanggal 8 April 2019 Mahata mendapatkan suntikan modal sebesar 21 juta USD dari Well Vintage Enterprise FZE Dubai,” jelas Presiden Direktur Mahata Aero Teknologi Muhamad Fitriansyah dalam keterangan tertulis yang dikonfirmasi Tirto, Rabu (8/5/2019)
Ia menjelaskan, Well Vintage Enterprise FZE adalah perusahaan konsultan manajemen dan keuangan. Perusahaan ini berdiri pada 2007 dengan kantor pusat pertama di Singapura.
Perusahaan ini sudah memfasilitasi dan mengerjakan proyek di Singapura, Uni Emirat Arab, Indonesia, Filipina, Cina, Kamboja dan Thailand.
Dalam kerja sama ini, pilihan Citilink berpartner dengan Mahata karena perusahaan itu menawarkan zero investment, bahkan memberikan revenue bagi Citilink, baik dari kompensasi penggunaan pesawat Citilink untuk infrastruktur inflight WiFi maupun dari pembagian revenue hasil dari penjualan iklan.
“Mahata sendiri untuk bekerja sama dengan Citilink (Garuda Group) akan menggelontorkan investasi sebesar 40 juta USD,” tutup dia.
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Alexander Haryanto
