tirto.id - Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) menunda penyelenggaraan dua kejuaraan Sirkuit Nasional (Sirnas) tahun ini, yaitu Sirnas Jawa Tengah Open 2020 dan Sirnas Jawa Barat Open 2020. Langkah ini dilakukan sebagai antisipasi merebaknya wabah virus corona (COVID-19) di tanah air.
“Menindaklanjuti arahan pemerintah terkait virus Corona (Covid-19). Dengan ini, PP PBSI menunda penyelenggaraan kejuaraan nasional sebagai berikut: 1. Djarum Sirnas Premier Li Ning Jawa Tengah Open, 23-28 Maret 2020 di Purwokerto. 2. Daihatsu Astec Jawa Barat Open, 30 Maret-4 April di Bogor,” tulis akun twitter resmi PBSI, @INABadminton.
Achmad Budiharto, Sekretaris Jenderal PP PBSI menyebutkan, penundaan dua kejuaraan Sirnas ini diberlakukan sampai batas waktu yang belum ditentukan. PP PBSI akan terus memantau perkembangan terakhir di Indonesia terkait COVID-19.
"PP PBSI menunda kejuaraan tersebut sampai batas waktu yang belum ditentukan,” ujar Achmad Budiharto, dikutip laman PBSI, Rabu (18/3/2020).
Budiharto menambahkan, PP PBSI telah memberikan penjelasan kepada seluruh kepengurusan tingkat provinsi (pengprov) supaya mereka dapat memahami alasan penundaan dua Sirnas yang disebut di muka.
“Kami sudah memberikan pengumuman kepada seluruh pengurus provinsi di Indonesia serta semua stake holder untuk dapat memahami dan memaklumi kebijakan ini demi menekan penyebaran virus Corona," imbuhnya.
Demi meminimalisasi risiko penyebaran wabah Covid-19, PBSI telah menerapkan sejumlah kebijakan baru di lingkungan Pelatnas Cipayung, Jakarta Timur.
Aturan tersebut di antaranya larangan bagi para atlet untuk keluar dari lingkungan pelatnas, termasuk saat hari libur. Pelatnas juga menutup akses bagi para tamu setidaknya dalam 2 pekan ke depan.
Tak hanya itu, seluruh skuad utama Merah Putih yang baru saja kembali dari Birmingham, Inggris usai mengikuti ajang All England 2020, wajib menjalani karantina di Pelatnas Cipayung. Selama menjalani proses isolasi, tim All England akan menggunakan fasilitas yang terpisah dengan atlet yang lain.
Penulis: Oryza Aditama
Editor: Fitra Firdaus