“Aku bermimpi di mana pada suatu hari nanti keempat anakku akan tinggal di sebuah negara yang tidak menilai seseorang berdasarkan warna kulitnya tetapi berdasarkan karakter.”
Siang itu, 28 Agustus 1963, seorang aktivis dan pendeta bernama Martin Luther King Jr membakar 250 ribu orang yang berkumpul di depan Lincoln Memorial. “I have a dream”, demikian pidato itu diingat, menjadi salah satu pidato paling berpengaruh dalam sejarah Amerika Serikat.
Dalam pidatonya, King berbicara mengenai pengangguran, masalah rasial, serta keadilan sosial. Dengan suara menggetarkan, Luther King Jr pHak-Hak Sipil, kesetaraan antara kulit putih dan kulit berwarna, serta pencabutan undang-undang dan kebijakan yang mendukung segregasi berdasarkan ras.
Simak berita lengkapnya di https://tirto.id/pidato-martin-luther-king-dorong-amerika-hapus-rasisme-cvrX
Siang itu, 28 Agustus 1963, seorang aktivis dan pendeta bernama Martin Luther King Jr membakar 250 ribu orang yang berkumpul di depan Lincoln Memorial. “I have a dream”, demikian pidato itu diingat, menjadi salah satu pidato paling berpengaruh dalam sejarah Amerika Serikat.
Dalam pidatonya, King berbicara mengenai pengangguran, masalah rasial, serta keadilan sosial. Dengan suara menggetarkan, Luther King Jr pHak-Hak Sipil, kesetaraan antara kulit putih dan kulit berwarna, serta pencabutan undang-undang dan kebijakan yang mendukung segregasi berdasarkan ras.
Simak berita lengkapnya di https://tirto.id/pidato-martin-luther-king-dorong-amerika-hapus-rasisme-cvrX