Menuju konten utama

Harapan Perdamaian dari Perbatasan

Berbicara dua negara yaitu Korea Selatan dan Korea Utara tentu tak lepas dari perang saudara yang belum berhenti hingga saat ini. Perang yang dimulai pada 25 Juni 1950 sampai 27 Juli 1953 itu hanya menghasilkan perjanjian gencatan senjata yang sebenarnya perang dapat terjadi lagi sewaktu-waktu.

Harapan Perdamaian dari Perbatasan
Tiga tentara Korea Selatan melakukan patroli di sepanjang perbatasan, Senin (5/9). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
2016/09/28/TIRTO-harapan-perdamaian-dari-perbatasan-02.JPG
Tentara Korea Selatan berbincang di Dora Observatory yang dimana wilayah tersebut merupakan area yang paling dekat dengan Korea Utara, Senin (5/9). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
2016/09/28/TIRTO-harapan-perdamaian-dari-perbatasan-03.JPG
Seorang tentara Korea Selatan merapikan tangga untuk para wisatawan melihat wilayah Korea Utara menggunakan teropong, Senin (5/9). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
2016/09/28/TIRTO-harapan-perdamaian-dari-perbatasan-04.JPG
Pemandangan sebuah pos penjagaan milik Korea Utara, Senin (5/9). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
2016/09/28/TIRTO-harapan-perdamaian-dari-perbatasan-05.JPG
Maket yang menggambarkan wilayah Korea Selatan dan Korea Utara, Senin (5/9). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
2016/09/28/TIRTO-harapan-perdamaian-dari-perbatasan-06.JPG
Menara yang mengibarkan bendera Korea Utara di wilayah Korea Utara, Senin (5/9). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
2016/09/28/TIRTO-harapan-perdamaian-dari-perbatasan-07.JPG
Tiga tentara Korea Selatan melakukan patroli di sepanjang perbatasan, Senin (5/9). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
2016/09/28/TIRTO-harapan-perdamaian-dari-perbatasan-08.JPG
Wisatwan melintas di depan foto-foto ketika terjadi perang Korea Selatan dan Korea Utara, Senin (5/9). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
2016/09/28/TIRTO-harapan-perdamaian-dari-perbatasan-09.JPG
Sejumlah tentara Korea Selatan bermain bola di saat waktu luang guna menghilangkan kejenuhan di Dora Observatory yang dimana wilayah tersebut merupakan area yang paling dekat dengan Korea Utara, Senin (5/9). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
2016/09/28/TIRTO-harapan-perdamaian-dari-perbatasan-10.JPG
Wisatawan berfoto dengan latar belakang "Memorial Park" dimana tempat itu dibangun untuk mengenang pemisahan kedua Korea yang menimbulkan luka mendalam bagi masyarakat kedua negara, Senin (5/9). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
2016/09/28/TIRTO-harapan-perdamaian-dari-perbatasan-11.JPG
Tentara Korea Selatan berjaga di pos penjagaan di wilayah Korea Selatan, Senin (5/9). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
2016/09/28/TIRTO-harapan-perdamaian-dari-perbatasan-12.JPG
Coretan dinding yang bertuliskan pesan perdamaian dan persatuan bagi Korea Selatan dan Korea Utara, Senin (5/9). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Berbicara dua negara yaitu Korea Selatan dan Korea Utara tentu tak lepas dari perang saudara yang belum berhenti hingga saat ini. Perang yang dimulai pada 25 Juni 1950 sampai 27 Juli 1953 itu hanya menghasilkan perjanjian gencatan senjata yang sebenarnya perang dapat terjadi lagi sewaktu-waktu.

Dari hasil perjanjian gencatan senjata itu akhirnya terbentuklah zona perbatasan militer terpadat di dunia yang dikenal sebagai Korean Demilitarized Zone (DMZ). DMZ merupakan jalur tanah yang melintasi semenanjung Korea yang berguna sebagai zona penyangga Korea Selatan dan Korea Utara.

Walaupun tempat tersebut merupakan area yang berbahaya namun tempat itu menjadi salah satu destinasi wisata yang banyak dikunjungi oleh wisatawan baik lokal maupun mancanegara.

Di DMZ kita dapat melihat pemandangan negara Korea Utara menggunakan teropong, berbagai aktivitas dari tentara Korea Selatan serta kita dapat menikmati indahnya pemandangan alam di kawasan itu.

Selain menikmati hal yang indah, sebenarnya area perbatasan tersebut menampilkan berbagai pesan dari penjuru dunia yang menginginkan perdamaian, hal itu dapat di lihat dari banyaknya pita yang digantungkan di pagar pembatas dan tembok pembatas yang bertuliskan pesan perdamaian yang berharap kedua negara itu dapat bersatu kembali.

Itulah DMZ sebuah perbatasan yang tak hanya menjadi pembatas dua saudara, tapi juga menjadi tempat berharapnya manusia akan rindunya perdamaian, sehingga pertemuan dua saudara itu dapat terwujud.

Foto dan Teks: Muhammad Adimaja
Baca juga artikel terkait FOTO-TIRTO atau tulisan lainnya

Editor: Taufik Subarkah