Setelah menikmati masa bulan madu, kini perusahaan penyedia jasa ojek online Gojek, mulai menghadapi ombak besar. Salah satu penanda yang paling kentara adalah demonstrasi para pengemudi.
Pagi tadi (3/10), ribuan pengemudi Gojek menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor Pusat Gojek di Jl. Kemang Selatan, Jakarta Selatan. Para pengemudi memarkirkan kendaraan di sepanjang jalan dan melumpuhkan kawasan sekitar Kemang. "Tanpa Driver, Gojek akan Bangkrut!!, Ingat itu!!" Teriak salah satu driver. Mereka juga membentangkan spanduk berisi tuntutan meraka. Dalam aksi tersebut sempat terjadi insiden saling lempar dan saling dorong. Namun insiden tersebut bisa diatasi oleh sesama rekan pengemudi dengan saling mengingatkan.
Demonstrasi ribuan pengemudi itu disebabkan karena perusahaan milik Nadiem Makarim ini tidak transparan dalam setiap sistem dan kebijakan yang dibuat. Pengemudi tidak puas dengan peraturan dari PT Gojek yang dinilai terlalu semena-mena dan tidak terbuka terhadap driver, khususnya peraturan yang menyangkut bonus. PT Gojek membuat kebijakan, pengemudi tidak akan menerima bonus harian apabila performa mereka tidak mencapai 50%. Menurut pengemudi, tidak pernah ada hitungan yang jelas terkait persentase performa tersebut. Tak pelak, kebijakan ini membuat pendapatan pengemudi turun drastis.
Demonstrasi ini bisa dibilang salah satu rangkaian kasus yang dialami Gojek belakangan ini. Ketika di awal muncul, perusahaan ini mendapat sambutan luar biasa meriah. Perusahaan yang identik dengan warna hijau ini dianggap berhasil mengangkat citra ojek dengan jaket seragam, helm seragam, dan layanan melalui ponsel pintar.
Mulai dari sambutan yang gegap gempita, berganti dengan persaingan ketat dan juga teror, Gojek telah mengalami kondisi jatuh bangun dengan cepat. Tinggal menunggu apakah mereka bisa bangun kembali.
Foto dan Teks: Andrey Gromico
Pagi tadi (3/10), ribuan pengemudi Gojek menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor Pusat Gojek di Jl. Kemang Selatan, Jakarta Selatan. Para pengemudi memarkirkan kendaraan di sepanjang jalan dan melumpuhkan kawasan sekitar Kemang. "Tanpa Driver, Gojek akan Bangkrut!!, Ingat itu!!" Teriak salah satu driver. Mereka juga membentangkan spanduk berisi tuntutan meraka. Dalam aksi tersebut sempat terjadi insiden saling lempar dan saling dorong. Namun insiden tersebut bisa diatasi oleh sesama rekan pengemudi dengan saling mengingatkan.
Demonstrasi ribuan pengemudi itu disebabkan karena perusahaan milik Nadiem Makarim ini tidak transparan dalam setiap sistem dan kebijakan yang dibuat. Pengemudi tidak puas dengan peraturan dari PT Gojek yang dinilai terlalu semena-mena dan tidak terbuka terhadap driver, khususnya peraturan yang menyangkut bonus. PT Gojek membuat kebijakan, pengemudi tidak akan menerima bonus harian apabila performa mereka tidak mencapai 50%. Menurut pengemudi, tidak pernah ada hitungan yang jelas terkait persentase performa tersebut. Tak pelak, kebijakan ini membuat pendapatan pengemudi turun drastis.
Demonstrasi ini bisa dibilang salah satu rangkaian kasus yang dialami Gojek belakangan ini. Ketika di awal muncul, perusahaan ini mendapat sambutan luar biasa meriah. Perusahaan yang identik dengan warna hijau ini dianggap berhasil mengangkat citra ojek dengan jaket seragam, helm seragam, dan layanan melalui ponsel pintar.
Mulai dari sambutan yang gegap gempita, berganti dengan persaingan ketat dan juga teror, Gojek telah mengalami kondisi jatuh bangun dengan cepat. Tinggal menunggu apakah mereka bisa bangun kembali.
Foto dan Teks: Andrey Gromico