Sejumlah pemuda saling beradu pukul menggunakan tongkat rotan di Pura Puseh Lan Bale Agung, Desa Seraya, Karangasem, Bali, Jumat (14/10/2022).
Mereka bukan berkelahi tapi tengah melakukan sebuah tradisi yang biasa dilakukan oleh para laki-laki baik anak-anak hingga dewasa yang dikenal dengan sebutan 'Gebuk Ende'
Selain tradisi permainan rakyat, Gebug Ende dipercaya sebagai tradisi sakral masyarakat Desa Seraya, Karangasem, Bali untuk memohon hujan kepada Sang Pencipta.
Biasanya ritual ini dilakukan pada saat musim kemarau dan dilakukan setelah pulang dari berladang.
Gebug Ende berasal dari kata gebug dan ende. Gebug artinya memukul dan alat yang digunakan adalah rotan dengan panjang sekitar 1,5 hingga 2 meter. Sedangkan alat untuk menangkisnya disebut dengan Ende. Ende dibuat dari kulit sapi yang dikeringkan selanjutnya dianyam berbentuk lingkaran.Sesuai dengan asal daerahnya.
Gebug Ende juga dikenal dengan sebutan Gebug Seraya, sebuah atraksi para jawara gebug di Desa Seraya, bukan hanya sekedar untuk menunjukan ketangkasan. Namun dibalik itu ada nilai sakral yang sangat dikeramatkan warga setempat.
Gebug Ende atau Gebug Seraya jarang dipertunjukan didepan umum, karena gebug ende merupakan salah satu kesenian sakral yang dikeramatkan. - ANTARA/ Nova Wahyudi & Nyoman Hendra Wibowo
Mereka bukan berkelahi tapi tengah melakukan sebuah tradisi yang biasa dilakukan oleh para laki-laki baik anak-anak hingga dewasa yang dikenal dengan sebutan 'Gebuk Ende'
Selain tradisi permainan rakyat, Gebug Ende dipercaya sebagai tradisi sakral masyarakat Desa Seraya, Karangasem, Bali untuk memohon hujan kepada Sang Pencipta.
Biasanya ritual ini dilakukan pada saat musim kemarau dan dilakukan setelah pulang dari berladang.
Gebug Ende berasal dari kata gebug dan ende. Gebug artinya memukul dan alat yang digunakan adalah rotan dengan panjang sekitar 1,5 hingga 2 meter. Sedangkan alat untuk menangkisnya disebut dengan Ende. Ende dibuat dari kulit sapi yang dikeringkan selanjutnya dianyam berbentuk lingkaran.Sesuai dengan asal daerahnya.
Gebug Ende juga dikenal dengan sebutan Gebug Seraya, sebuah atraksi para jawara gebug di Desa Seraya, bukan hanya sekedar untuk menunjukan ketangkasan. Namun dibalik itu ada nilai sakral yang sangat dikeramatkan warga setempat.
Gebug Ende atau Gebug Seraya jarang dipertunjukan didepan umum, karena gebug ende merupakan salah satu kesenian sakral yang dikeramatkan. - ANTARA/ Nova Wahyudi & Nyoman Hendra Wibowo