Sejumlah warga membawa air yang diambil dari mata air Si Kopyah di dalam "Lodong" atau wadah bambu dalam rangkaian Festival Gunung Slamet, di Desa Serang, Karangreja, Purbalingga, Jateng.
Sejumlah warga membawa air yang diambil dari mata air Si Kopyah di dalam "Lodong" atau wadah bambu dalam rangkaian Festival Gunung Slamet, di Desa Serang, Karangreja, Purbalingga, Jateng, Sabtu (15/10). Air dalam 777 lodong itu untuk diruwat dan dibagikan kepada warga, sebagai bentuk kearifan lokal upaya pelestarian mata air. ANTARA FOTO/Idhad Zakaria/Spt/16.
Warga mengarak gunungan yang terbuat dari hasil bumi dalam rangkaian Festival Gunung Slamet, di Desa Serang, Karangreja, Purbalingga, Jateng, Sabtu (15/10). Selain mengarak gunungan, warga juga melakukan ritual mengambil air di mata air Si Kopyah dengan menggunakan 777 "lodong" atau wadah bambu, untuk diruwat dan dibagikan kepada warga, sebagai bentuk kearifan lokal upaya pelestarian mata air. ANTARA FOTO/Idhad ZakariaSejumlah warga membawa air yang diambil dari mata air Si Kopyah di dalam "Lodong" atau wadah bambu dalam rangkaian Festival Gunung Slamet, di Desa Serang, Karangreja, Purbalingga, Jateng, Sabtu (15/10). Air dalam 777 lodong itu untuk diruwat dan dibagikan kepada warga, sebagai bentuk kearifan lokal upaya pelestarian mata air. ANTARA FOTO/Idhad Zakaria
Sejumlah warga membawa air yang diambil dari mata air Si Kopyah di dalam "Lodong" atau wadah bambu dalam rangkaian Festival Gunung Slamet, di Desa Serang, Karangreja, Purbalingga, Jateng. Air dalam 777 lodong itu untuk diruwat dan dibagikan kepada warga, sebagai bentuk kearifan lokal upaya pelestarian mata air. ANTARA FOTO/Idhad Zakaria
Baca juga artikel terkait FOTO-TIRTO atau tulisan lainnya